Bahoa Dan Komang

Alkisah Rakyat ~ Pada suatu hari, seekor burung bangau bernama Bahoa bertemu dengan siput yang bernama Komang. Mereka bejumpa di Tanjung Lesa. Kaki Bahoa panjang, sayapnya kuat. Ia melihat ke bawah kepada Komang, ia mengejek Komang yang hanya dapat merangkak. Gerakan Komang amat lambat, timbul keinginan Bahoa untuk mempermalukan Komang.


Berkatalah Bahoa, “Hai Komang, marilah kita berlomba.” Tak disangka-sangka, Komang menjawab, Baiklah dari mana kita mulai dan sampai ke mana kita bertanding?

Kata Bahoa, Kita berlomba keliling pulau Tagulandang, kita mulai dari Tanjung Lesa dan berakhir di tanjung Kambing dekat kampung Minanga.

Besiaplah keduanya untuk bertarung, mengadu kecepatan, Bahoa memilih pohon yang rendah dekat Komang.

Dengarkanlah baik-baik, Komang, saya akan menghitung sampai tiga. Pada hitungan ketiga kita langsung bergerak. Saya terbang dan kamu merangkak, kata bahoa.

Baiklah ! kata Komang. “Saya sudah siap,” Bahoa menghitung, “Satu….dua,…..tiga!” Keduanya langsung bergerak menuju tanjung Pehe. Setibanya di sana, Bahoa berteriak, “Komang, di manakah engkau.?”

Terdengarlah suara siput dari selam-sela reumputan menjalar di tepi pantai, “Aku ada disini!” Bahoa kaget lalu bertanya, “Sudah lamakah kau disini Komang?” Tentu kata siput, memang saya sudah lama di sini. 

Bahoa segera terbang lagi. Ia berpkir, Tanjung Hamu lebih jauh, pasti aku lebih dulu sampai ke sana. Ia mengepak-ngepak sayapnya lebih cepat lagi. Di Tanjung Hamu ia hinggap di atas batu besar. Btapa terkejutnya ia ketika melihat ada siput beristirahat di batu kecil. Dengan marah ia bertanya. “Hai Komang sudah lamakah engkau disini?” Siput itu menjawab, “Sudah”

Bahoa segera terbang lagi. Kali ini ia menuju Tanjung Toka. Di sana pun ternyata sudah ada seekor siput. Tanpa bertanya lagi. Bahoa cepat-cepat terbang menuju tanjung beikutnya, yaitu Tanjung Likei, Bahoa menyangka bahwa Komang sudah tertinggal jauh dan tak mungkin menyusulnya lagi. Akan tetapi, ketika ia merendah dan berteriak “Komang” langsung terdengar suara, Oooi….saya ada disini!”

Walau sudah mulai lelah, Bahoa langsung terbang lagi menuju Mawira. Ia terbang di atas laut yang mulai berombak dan angin mulai bertiup dengan kencang. Dengan susah payah, Bahoa sampai ke Tanjung Batu Mawira. Ia berharap untuk segera dapat beristirahat karena pasti Komang sudah tertinggal jauh di belakang. Betapa kagetnya Bahoa ketika melihat seekor siput

Dengan susah payah ia mendekati Tanjung Kambing. Di sana ada anak-anak sedang bermain, tetapi Bahoa tidak dapat melihat mereka dengan jelas lagi. Ia sudah sangat lelah. Ia sulit bernapas, tetapi ia masih berusaha memanggil lawan bertandingnya. “Komang…..Komang!”

Anak-anak yang sedang bermain mendengar suara Bahoa memanggil Komang. Mereka juga berteriak. “Hai Komang, ada yang mencari kamu !”

“Siapa itu ?” tanya Komang. Anak-anak menjawab sambil menunjuk pada Bahoa. “Itulah dia, Bahoa sedang memanggil kamu,”    

Mendengar jawaban anak-anak itu, Bahoa pingsan dan akhirnya mati dekat Komang. Ketika anak-anak melihat Bahoa tergeletak dekat Komang, anak-anak pun menyanyi beramai-ramai.

Bahoa mati terengah, tak dapat kalahkan Komang, itulah cerita tentang burung bangau yang merendahkan siput. Akhirnya, ia mati karena kesombongannya.

Sumber: Cerita Rakyat Dari Sulawesi Utara Dan Sulawesi Tengah oleh Aneke Sumarauw Pangkerego & Pauline N. Tiendas

loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Bahoa Dan Komang Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Bahoa Dan Komang Sebagai sumbernya

0 Response to "Bahoa Dan Komang"

Post a Comment

Cerita Lainnya