Tongkat Ondi

Alkisah Rakyat ~ Di pulau Siau ada sebuah desa yang disebut desa Bumbina. Dipantai desa tersebut, ditengah-tengah air laut kira-kira 50 meter dari pinggiran pantai, ada sebuah batu yang cukup besar.


Anehnya, diatas batu itu tumbuh sebatang pohon yang cukup besar dan subur, diatas batu itu tidak ada tanah, tapi bisa ditumbuhi pohon.

Konon, pohon itu disebut pohon ajaib oleh masyarakat di sana dijadikan suatu mitos. Bila gelombang sudah besar, itu menandakan bahwa sudah ada orang yang sengaja memotong ranting ataupun batang pohon itu.

Menurut cerita, pohon itu berasal dari sebuah tongkat seorang raksasa wanita yang bernama Ondi. Oleh karena itu, pohon itu disebut “Tongkat Ondi.”

Alkisah, tersebutlah dua orang raksasa, yaitu suami istri, mereka berdua tidak mempunyai anak. Makanan raksasa ini adalah manusia. Pada suatu hari, mereka mendengar ada suara manusia yang sedang menyanyi. Kedua raksasa itu turun dan pergi ke tempat asal suara.

Ternyata di sana ada seorang ibu yang sedang menidurkan anaknya. Melihat hal ini, si raksasa perempuan tidak jadi memakan kedua makhluk itu.

Ia ingin mengambil anak itu menjadi anaknya. Kemudian ia mengatakan kepada suaminya agar manusia itu tidak dimakan.

Walaupun demikian, ibu dari anak itu tidak lepas dari rasa takut, ia bertekat untuk tidak menyerahkan anaknya itu kepada raksasa.

Namun, bila si ibu tidak memberikan, maka keduanya menjadi santapan raksasa itu. Sebelum itu, penduduk kampung sudah menjadi resah, karena banyak sudah penduduk yang mati dimakan oleh kedua raksasa itu.

Si ibu berpikir untuk memusnahkan kedua raksasa itu, tapi bagaimana caranya? Ia mulai dengan raksasa laki-laki. Raksasa ini suka mendengar orang membawakan lagu-lagu, pada suatu hari, si ibu mengatakan kepada si raksasa laki-laki. “Bolehkah saya membawakan lagu-lagu untukmu?” “Oh, boleh, silakan mulai !”

Mulailah si ibu menyanyikan lagu-lagu yang merdu. Sebelum itu ia sudah mempersiapkan sesuatu, yaitu siput. Saking merdunya suara si ibu, raksasa pun tertidur. Lalu si ibu mengisi siput itu ke dalam telinga raksasa tersebut. Raksasa terbangun karena merasa telinganya sakit. Lalu bertanya kepada si ibu. “Apa yang kamu isi ke dalam telinga saya?”. Si ibu menjawab, “Tidak ada.”

Raksasa sibuk mengambil siput dari telinganya, tapi siput terus menggigit-gigit sampai raksasa itu mati. Kini giliran raksasa wanita itu. Si ibu berpikir, bagaimanakah caranya?

Karena melihat suaminya sudah mati, raksasa wanita menjadi marah. Hampir saja ia memakan kedua manusia itu. Namun, sebelum sempat memakannya, ada permintaan si ibu kepada raksasa.

Karena anak tersebut dibawa oleh raksasa dari seberang a menjadi lebih marah. Maka dengan angkuh ia mengatakan, “Siapa yang berani melawan aku, akan kulibas dia.”

Melangkahlah raksasa (Ondi) dari pulau Makalehi ke pulau Sau, tepat di pantai Bumbiha. Ondi sudah tidak sempat memikirkan jarak antara kedua pulau itu. Ia hanya berpikir bahwa ia harus bisa mengambil anak itu kembali.

Karena jaraknya jauh, sekali melangkah maka terbagilah tubuh si Ondi menjadi dua. Kaki kirinya ada di pulau Makalehi, kaki kanannya ada di pulau Siau bersama dengan tingkatnya.

Seketika itu, matilah si raksasa dengan meninggalkan tongkat di atas batu di tepi pantai desa Bumbiha, sampai sekarang tongkat itu masih tetap ada.

Sumber: Cerita Rakyat Dari Sulawesi Utara Dan Sulawesi Tengah oleh Aneke Sumarauw Pangkerego & Pauline N. Tiendas

loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Tongkat Ondi Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Tongkat Ondi Sebagai sumbernya

0 Response to "Tongkat Ondi"

Post a Comment

Cerita Lainnya