Cerita Rakyat: Asal Usul Terjadinya Nike, Buaya dan Biawak

Alkisah Rakyat ~ Setiap makhluk diatas dunia ini mempunyai kisah tentang asal-asul terjadinya, termasuk Nike, Buaya dan Biawak.Yang dimaksud dengan Nike ialah sejenis ikan yang terkecil dan halus bentuknya diantara ikan-ikan lainnya. Adapun asal-usul terjadinya Nike, Buaya dan Biawak menurut hikayat bahwa pada masa dahulu orang-orang ataupun yang lazim disebut penduduk Gorontalo belum sebanyak seperti sekarang ini, manusia disana pada waktu itu masih sangat terbatas bahkan dikatakan masih sangat kurang. 


Di antara mereka yang  sudah ada pada waktu itu, terdapat sepasang suami-istri yang sudah sekian lama berpasangan, namun keanehan dan kelainan bahwa sekian kali sang istri melahirkan sebanyak itu pula dilaksanakan upacara pemakaman, dengan kata lain sang bayi langsung meninggal sesaat setelah bayi dilahirkan. Namun mereka tidak berputus asa, disertai usaha terus untuk mencari jalan keluarnya.

Pada suatu waktu karena sudah cukup berpengalaman demikian, maka sang istri sesaat melahirkan seorang bayi perempuan langsung diberikan kepada adik kandung sang istri atau bibi dari sang bayi yang tempat tinggalnya agak jauh dari rumah kedua orang tuanya. Bibinya sangat kasih dan sayang memelihara sang bayi tersebut. Perkembangan sesudah lahir baik fisik maupun psyshis sejak masa bayi menanjak ke masa kanak-kanak dan sampai masa remaja, semua itu dilaluinya dalam lingkungan keluarga bibinya. Satu hal yang sangat menggembirakan adalah pada masa remaja ia sudah pandai membantu bibinya dalam tugas rumah tangga sehari-hari, berupa memasak, menyapu, bahkan lebih dari itu sudah ada satu jenis ketrampilan khusus yang dikuasainya yaitu menenun kain, walau baru dengan cara dan teknis yang sederhana sekali, akibat sifat kepemimpinan, bimbingan dan petunjuk bibinya selaku ibu rumah tangga yang baik.

Kira-kira umurnya masih sekitar dua tahun, ibu kandungnya telah melahirkan kembali dengan seorang bayi laki-laki. Karena terdorong oleh rasa ingin melimpahkan perasaan kasih sayang terhadap anak kandung sendiri, maka bayi tersebut mereka tidak berikan kepada siapa saja, melainkan mereka pelihara sendiri dan bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kehidupannya dari kecil sampai dewasa senantiasa dalam keadaan sehat-sehat adanya. Sebagai seorang remaja, pikirannya sudah malu terbuka dan tertuju kepada hal-hal yang menyangkut hidup dan kehidupan bagaimana caranya agar dapat hidup lebih baik tanpa mengharapkan ataupun bergantung dari tuntunan dari orang tua terus menerus.

Tiba-tiba timbullah dalam benaknya, salah satu cara yang dirasa baik dan sesuai dengan keinginan dan cita-citanya ialah menjadi seorang pedagang yang baik, dan untuk itu langkah  pertama yang ia harus lakukan bekerja dan mencari pengalaman dibidang itu. Dari sekian banyak barang yang boleh diperdagangkan ia pun memilih salah satunya yaitu menjual barang-barang kelontong yang dengan mudah dapat dibawa dan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dalam mencari dan menghubungi para konsumen.

Terlebih dahulu dibuatnya sebuah kas atau peti kayu tempat barang-barang jualannya, lalu dijunjung dan berjalanlah ia dari satu tempat ke tempat lain, dari satu kampung ke kampung lain.

Demikianlah kerjanya setiap hari, dan pada suatu ketika tibalah disalah satu kampung bibinya, tempat tinggal kaka kandungnya. Oleh karena penduduk masih sangat kurang tentu saja jarak antara satu rumah dengan lainnya sangatlah berjauhan dan itulah sasaran si jejaka pedagang keliling itu. Beli atau tidak, orang-orang dalam rumah itu tetap menjadi tujuan sang jejaka pergi menawarkan barangnya termasuk bibi dan kakak kandungnya yang sudah gadis remaja. Rupanya bertemulah ruas dengan buku di saat sang jejaka pergi menawarkan barang, pada saat itu pula sang gadis membutuhkan sesuatu yang dapat menunjang kelancaran pekerjaannya sehari-hari berupa benang, jarum, cermin, pupur dan lain-lain alat perlengkapan tenun yang dapat dijangkau dengan daya beli uang yang tersedia. Semua barang yang hendak dibeli sang gadis, dikeluarkan dari peti jualannya dan diberikan, lalu pembeli itu bertanya,"Berapa harga barang-barang ini semua ?"

Penjual menjawab, "Barang ini aku tidak jual, hanyalah aku berikan dengan ikhlas kepadamu."

Sungguh heran gadis mendengar jawaban itu dan merasa aneh akan perbuatan seorang pedagang yang tidak mau mencari laba, namun sang jejaka tetap pada pendiriannya. Sekali ikhlas tetap ikhlas untuk memberikan barang-barang itu kepada sang gadis. Segera sang jejaka pun meninggalkan tempat itu meneruskan perjalanannya ke tempat lain dan akhirnya kembalilah ia kerumahnya.

Kira-kira sebulan kemudian sang jejaka setelah membaharui barang-barang jualannya, lalu meninggalkan rumah pergi berjalan dari satu tempat ke tempat lain dan seterusnya tibalah kembali di rumah sang gadis langsung menawarkan barang-barang jualannya.

Kedatangannya di sana tepat juga, karena persediaan barang-barang si gadis yang dibutuhkan dalam keperluan sehari-hari memang sudah habis dan tentu ia ingin membeli atau membaharuinya berupa pupur, sabun, gunting dan sapu tangan. Sang jejaka segera menyerahkan barang-barang itu kepada sang gadis, seraya pembeli itu bertanya, katanya, "Berapa harga barang-barang ini semua?" Penjual menjawab, katanya, "Barang-barang ini dengan ihklas kembali aku berikan kepadamu semacam dahulu."

Tanda tanya bercampur heran semakin besar dalam hati sang gadis, apa gerangan sampai pedagang itu hanya selalu memberikan barang-barang jualannya dan tidak mau mencari laba. Sebelum tanda tanya itu terhapus dari benak sang gadis, si pedagang itu segera minta diri meneruskan perjalanannya ke tempat lain, dan akhirnya kembalilah ia ke rumahnya sambil membawa kesan psykhologis bahwa ia telah merasa  simpati dan jatuh cinta kepada gadis itu.

Sebagai seorang jejaka ia berusaha menguasai dirinya dalam mempertimbangkan, memikirkan dan memperbandingkan langkah-langkah yang hendak ditempuh, lalu karena terdorong oleh rasa perlu dan arus cinta sudah semakin deras mengalir dalam darah remajanya, pergilah ia langsung menuju rumah gadis itu dengan tidak membawa barang jualannya. Ia pergi dengan penuh pasrah dan keyakinan dan nekad untuk pergi mengajukan lamarannya kepada gadis itu.

Setibanya di rumah sang gadis langsung disambut dengan pertanyaan, "Mengapa kedatanganmu kali ini tidak membawa lagi barang-barang jualan? Apa maksudmu?"

Sang jejaka menjawab, katanya, "Maksudku datang disini adalah untuk mempersunting engkau dan ini pun akan kuteruskan kepada orang tuamu." Sang gadis menjawab berdasarkan cerita bibinya katanya, "Aku ini hanya saudara kandungmu."

Sang jejaka sedikitpun tidak percaya akan semua tutur kata sang gadis dengan alasan kalau mereka betul bersaudara tentu tinggal dan hidup dalam satu rumah, sedang keadaan pada waktu itu tidak memungkinkan atau tidak dapat meyakinkan, sebab jarak rumah si gadis dengan rumahnya termasuk dalam jarak yang cukup jauh. Sehingga alasan si gadis sedikit pun tidak digubris oleh sang jejaka, malahan sang jejaka tambah mendesak dan menyudutkan sang gadis dengan beberapa jawaban bahwa gadis sungguh pandai bersilat lidah di hadapannya.

Sang gadis tetap berusaha untuk meyakinkan sang jejaka dengan argumentasi-argumentasi yang kuat dan jelas katanya. "Dahulu kedua orang tua kandung kita memang banyak kali melahirkan, tetapi selama itu kaka kandung kita terus meninggal. Namun kedua orang tua kita tetap tidak berputus asa sampai menemukan jalan keluarnya yaitu sewaktu aku dilahirkan terus diberikan kepada bibi kita ini. Andaikan kakak-kakak kandung kita meninggal sebelumnya niscaya kita selama ini akan tinggal hidup bersama dalam satu rumah beserta orang tua kandung kita itu."

Jawab sang jejaka, "Aku tidak mau mendengar alasan ini dan segera panggilkan petugas agama untuk melaksanakan akad nikah kita."

Mendengar jawaban yang menggambarkan betapa kerasnya kemauan hati sang jejaka, si gadis remaja itu pun segera melarikan diri dari rumah itu, demi mempertahankan keutuhan hubungan persaudaraan mereka, terlebih si gadis bermaksud mempertahankan harga dan nilai dirinya sebagai seorang gadis anacaman derasnya arus cinta yang mengalir dalam darah sang jejaka.

Sang gadis lari seorang diri menuju pinggiran pantai, ternyata sang jejaka tetap mengejar, kemudian si gadis lari mengikuti sungai menuju mata air di hulu sungai itu. Sang jejaka tetap mengejarnya kemudian si gadis lari lagi melintasi gunung dan lembah, semak belukar menunju pinggiran pantai kembali. Sang jejaka tetap mengejarnya sehingga pada saat itu timbullah satu keanehan entah apa sebabnya yaitu semua daun-daun kayu yang dilalui si gadis menjadi layu terkulai dan rimbun segar kembali setelah dilalui oleh sang jejaka.

Sang gadis tiba di pinggiran pantai, si jejaka tetap mengejar, sang gadis lari lagi melalui sungai yang lain menuju mata air di hulu sungai itu.

Hampir sebulan lamanya mereka lari berkejaran demikian, akhirnya pada saat bulan gelap karena letih lelahnya sang gadis tertidurlah ia dengan nyenyaknya di dekat sebuah mata air dihulu sungai, dan pada kesempatan itulah sang jejaka menggauli si gadis remaja itu.

Peristiwa inilah yang menjadi asal-usul terjadinya Nike, Buaya dan Biawak, yaitu pada saat-saat bulan gelap yaitu berasal dari titik sperma dan sel telur dari si jejaka dan si gadis bersaudara kandung.

Pada waktu sang gadis terjaga dari tidurnya langsung membanting-bantingkan dirinya sambil berteriak-teriak menyatakan penyelesalannya yang tak terhingga atas perbuatan adik kandungnya yang sekeji itu.

Dan sampai saat ini di Gorontalo setiap bulan mulai gelap yaitu bulan 21 hari, 23 hari, 25 hari atau 27 hari barulah Nike datang dari laut menuju mata air pada setiap hulu sungai, dengan suara tanda dipegang dan menjadi perhatian masyarakat Gorontalo bila Nike timbulnya pada bulan 21 hari, maka Nike akan menjadi banyak berlimpah di pantai Gorontalo. Namun dengan satu keanehan, banyaklah orang-orang meninggal dunia karena sering kebelakang atau mencret, entahlah zat apa yang terkandung dalam Nike tersebut yang sering membawa akibat fatal semacam itu.

Tetesan ataupun titik sperma dan sel telur telah menjadi Nike di air dan lainnya yang sempat dihanyutkan air sungai ke laut, tiba di sana menjadi buaya, sedang lainnya yang terpencil didaratan menjelmalah ia menjadi biawak. Antara buaya dan biawak mempunyai bentuk yang mirip bersamaan, namun juga mempunyai perbedaan yang hakiki yaitu buaya tidak berlidah sedangkan biawak lidahnya bercabang dua. Jika buaya itu berlidah atau mempunyai alat perangsang melalui lidah, niscaya banyak orang yang korban menjadi mangsanya, sebab bila merasakan yang enak melalui lidahnya pasti mendorong ia mencari yang enak-enak rasanya itu, tetapi buaya makan justru hanya terdorong oleh rasa lapar dari perut, jadi buaya menelan saja mangsanya untuk memenuhi tuntutan perutnya yang sudah lapar.

Sebaliknya biawak mencari makanan di samping dorongan perutnya yang lapar, juga didorong oleh rangsangan rasa sedap dan enak yang dinikmati lidahnya yang bercabang dua itu. Ini terbukti dengan kegemarannya makan daging orang, dan juga biawak pandai tertawa.  

Akhirnya menjadi bahan perumpamaan terhadap seseorang yang selalu mungkir janji, dikiaskan dengan lidahnya seperti lidah biawak. Maksudnya ialah di satu pihak kata-kata orang itu sungguh manis diselingi dengan senyum ketawa, tapi pelaksanaannya sungguh jauh panggang dari api. Demikianlah asal-usul terjadinya Nike, Buaya dan Biawak.

Referensi Saya : Berbagai Sumber
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Cerita Rakyat: Asal Usul Terjadinya Nike, Buaya dan Biawak Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Cerita Rakyat: Asal Usul Terjadinya Nike, Buaya dan Biawak Sebagai sumbernya

1 Response to "Cerita Rakyat: Asal Usul Terjadinya Nike, Buaya dan Biawak"

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

Cerita Lainnya