Alkisah Rakyat ~ Laikat adalah nama sebuah desa yang berada di Kecamatan Dimembe. Sejak dahulu sampai sekarang, masyarakatnya pada umumnya bekerja sebagai petani, baik di ladang maupun disawah. Tanahnya subur dan mudah mendapat air sehingga segala tanaman dapat tumbuh di tempat itu, termasuk daun laikat yang dimana-mana akan ditemukan.
Laikat berarti “daun nasi” yaitu daun untuk membungkus nasi yang akan dikukus. Laikat (daun nasi) itu dibutuhkan setiap hari oleh keluarga, apalagi oleh ibu-ibu rumah tangga saat membungkus nasi untuk dimasak.
Nasi yang dimasak memang harus dibungkus, mengingat setiap keluarga dengan banyak anggota (anak-anak) perlu mengatur pembagian makanan (nasi bungkus) supaya merata. Malahan kalau tidak punya uang untuk membeli ikan, cukup nasi bungkus yang dimakan karena terasa enak.
Dalam acara-acara adat (pesta dua mingguan) dan laikat digunakan orag-orang sebagai pengganti piring. Dalam hal ini tanpa terkecuali semua yang hadir, yang berpangkat dan tidak, yang berpendidikan dan tidak, harus berbaur makan di daun laikat sebagai tanda kebersamaan.
Selanjutnya, sudah berurat akar dalam pikiran masyarakat setempat bahwa daun laikat harus ada dimana-mana. Alasannya kalau akan memasarkan hasil bumi ke pasar, daun nasi harus dibawa dalam bentuk nasi bungkus sebaga bekal untuk dimakan di tempat berjualan.
Selain itu daun nasi disusun beberapa helai, untuk dijual, maksudnya untuk menarik minat para pembeli.
Kini daun laikat yang tetap tumbuh subur dan banyak itu menjadi sasaran dan sumber mata pencaharian masyarakat. Apalagi anak-anak dengan mudah mendapat uang dengan menjual daun laikat kepada tibo-tibo yang kemudian menjualnya ke pasar.
Dengan demikian, ternyata daun laikat (dan nasi) banyak memberi manfaat terhadap masyarakat setempat. Itulah sebabnya masyarakat memberi nama desanya “Laikat.”
Sumber: Cerita Rakyat Dari Sulawesi Utara Dan Sulawesi Tengah oleh Aneke Sumarauw Pangkerego & Pauline N. Tiendas
0 Response to "Asal Usul Nama Laikat"
Post a Comment