Alkisah Rakyat ~ Ketika pemerintah Belanda menguasai Batavia, para warga keturunan Cina melakukan pemberontakan terhadap Belanda, mereka menyerang segala sesuatu yang berbau Belanda.
Hal ini terjadi karena bangkrutnya perusahaan-perusahaan gula dan perkebunan tebu milik Belanda, akibatnya para pekerja yang kebanyakkan warga keturunan Cina menjadi pengangguran.
Sementara itu, para imigran dari Cina terus berdatangan, pemerintah Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Valcknier lalu membuat peraturan bagi warga Cina. Jika mereka tidak bisa dikendalikan lagi, mereka akan diangkut dengan kapal untuk dibawa ke Srilanka, disana mereka akan dipekerjakan di perkebunan.
Namun, beredar isu di kalangan warga Cina bahwa orang-orang yang diangkut ke Srilanka tidak akan dipekerjakan melainkan dibuang ke laut.
Isu itu sampai di telinga seorang tauke yang bernama Kwee Panjang atau biasa di panggil si Panjang. Panjang berusaha menentang keputusan Belanda dengan siasat perdagangan yang cerdik. Ia mengatur strategi sedemikian rupa sehingga dapat merugikan perdagangan Belanda.
Strategi yang dilakukannya tersusun dengan rapi sampai-sampai tidak tertangkap oleh Belanda. Jaringannya menjangkau sampai ke seluruh pelosok kampung di Batavia.
Strategi yang dilakukannya adalah mengatur agar harga-harga jual yang ditawarkan dalam perdagangan sama, jika yang satu naik, yang lain juga ikut naik. Barang-barang yang dikeluarkan juga diatur dengan baik. Barang mana yang harus dikeluarkan dan mana yang tidak.
Si Panjang juga mengumpulkan teman-temannya sesama tauke, para pribumi, dan pedagang Cina untuk bersatu melawan Belanda.
Rekan-rekan sekalian, kita harus segera bertindak melawan Belanda, mereka sudah berlaku semena-mena dan tidak adil kepada kita. Untuk dapat mengalahkan mereka yang memiliki persenjataan yang lengkap, kita harus membekali diri dengan latihan fisik dan ilmu silat. Dengan begitu pertahanan kita menjadi lebih kuat, setuju semuanya? Ujar Panjang
“Setujuuuu!!!” ujar para pengikutnya. Mereka lalu berlatih silat dengan mendatangkan guru-guru tua kuntao dari Gang Tapekong, latihan mereka lakukan secara diam-diam pada malam hari.
Tempat yang digunakan untuk berlatih terletak di Gading Melati, Gandaria. Jika patroli Belanda datang, mereka berpura-pura sedang melakukan latihan barongsai dan liong.
Namun diantara mereka ternyata ada seorang pengkhianat. Ia adalah Liu Chu. Liu Chu diberi bayaran delapan puluh dukat oleh Belanda untuk menjadi mata-mata mereka.
Liu Chu memberi laporan kepada Belanda kalau si Panjang dan kelompoknya akan menyerang Belanda. Ia juga membuat fitnah kalau mereka menimbun candu dan menyimpan senjata api. Fitnahan itu dapat dijadikan alasan untuk menghancurkan orang-orang Cina.
Jenderal Valcknier memerintahkan kepada seorang Kapitan Cina bernama Beng Kong untuk membubarkan perkumpulan silat di Gading Melati. Namun, Panjang dan kawan-kawannya menolak.
Pada waktu itu, orang-orang Cina mengadakan pesta barongsai dalam rangka memeriahkan Hari Raya Cina. Banyak dari mereka yang mengenakan pakaian pangsi. Valcknier lalu memerintahkan anak buahnya untuk menangkap orang-orang yang berpakaian pangsi warna hitam dan biru yang datang ke pesta itu, padahal, warga pribumi juga banyak yang memakai pakaian itu.
Para serdadu Belanda beraksi diacara tersebut untuk menangkap mereka. Mereka menangkap semua orang yang berpakaian pangsi, tidak peduli rakyat biasa atau pemberontak.
Mereka ditangkap lalu di bawa dengan perahu menuju Sungai Ciliwung. Dari situ, mereka digiring ke dalam kapal perang Belanda. Para tawanan itu dikerangkeng satu persatu, mereka diancam akan dibuang ke laut Srilanka.
Kebetulan si Panjang tidak datang ke pesta barongsai, ia tetap berada di Gading Melati. Ia mendapat laporan dari pengikutnya yang tidak tertangkap. Ia pun segera bertindak mengumpulkan pasukannya untuk melakukan serangan terhadap Belanda.
Penangkapan orang-orang yang berpakaian pangsi ini sebenarnya hanya strategi Belanda agar si Panjang datang menyerang mereka. Belanda telah menyiapkan pasukannya beserta persenjataan yang lengkap.
Kekuatan pasukan si Panjang dan pasukan Belanda sangat seimbang. Alhasil, pasukan Belanda dapat mengalahkan pasukan si Panjang dengan mudah.
Si Panjang dan para pengikutnya lari tunggang langgang Belanda terus mengejar mereka sampai ke daerah Peninggaran. Di sana pasukan si Panjang sudah terdesak. Panjang berhasil ditembak oleh Belanda. Ia pun tewas, maka tamatlah riwayat pemimpin tauke dari Gandaria itu.
Pesan Moral
Perjuangan si Panjang demi mempertahankan hak para warga keturunan Cina memang patut dikenang. Ia berusaha sekuat tenaga untuk melawan Belanda yang dianggap merugikan mereka. Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi kita agar selalu membela kebenaran dan keadilan.
0 Response to "Cerita Si Panjang alias Kwee Panjang"
Post a Comment