Alkisah Rakyat ~ Ancol yang dikenal sebagai kawasan wisata telah berdiri sejak abad ke-17. Kawasan Ancol terletak di kota Jakarta Utara, tepatnya di sebelah timur Kota Tua Jakarta hingga batas kompleks Pelabuhan Tanjung Periuk.
Nama Ancol artinya adalah tanah rendah yang berpayau atau asin. Dahulu jika air laut sedang pasang, air payau kali Ancol berbalik ke darat dan menggenangi tanah sekitarnya sehingga terasa asin.
Pada masa pemerintahan Belanda, kawasan tersebut dikenal sebagai Zoute Land yang artinya tanah yang asin. Di sana juga terdapat kubu pertahanan Belanda yang dibangun pada tahun 1656.
Kubu pertahanan tersebut membentangi kota Batavia. Oleh karena itu, dibuat sebuah terusan yang bernama Terusan Ancol untuk menghubungkannya.
Di kawasan Ancol juga terdapat sebuah jembatan goyang yang konon terkenal yang sangat angker. Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat, di jembatan itu sering terlihat penampakan sosok hantu perempuan yang berparas cantik. Hantu perempuan ini dikenal dengan sebutan si Manis Jembatan Ancol.
Menurut cerita, sosok hantu perempuan ini adalah penampakan dari seorang perempuan yang tewas dibunuh di sekitar Jembatan Ancol, lalu bagaimana kisahnya hingga ia bisa tewas ?
Dahulu, tinggallah seorang perempuan yang bernama Mak Emper dengan anak gadisnya yang sangat cantik, anak gadis itu bernama Siti Ariah.
Mas Emper bekerja sebagi pembantu rumah tangga di rumah seorang juragan kaya di kampung Sawah, Paseban. Juragan kaya yang senang dengan perempuan muda itu meminta Ariah untuk menjadi selirnya, tentu saja Ariah menolak, ia tidak sudi menjadi selir juragan tua bangka itu.
Ariah lalu melarikan diri dari rumah, namun malang baginya, ia malah bertemu dengan seorang Cina kaya raya yang bernama Oey Tambahsia yang senang menggaet perempuan.
Oey Tambahsia adalah anak dari raja tembakau, Oey Thoa. Oey Thoa adalah seorang pedagang besar yang berasal dari Pekalongan Jawa Tengah. Toko Tembakaunya terletak dikawasan Glodok.
Keluarga Oey Thoa cukup terkenal di Batavia karena kekayaanya, namun belum sempat menikmati kekayaanya, Oey Thoa sudah meninggal. Ia meninggalkan Oey Tambahsia yang waktu itu masih sangat muda, seluruh harta warisan ayahnya dilimpahkan kepadanya.
Oey Tambahsia ternyata tidak setekun ayahnya, ia malah mempergunakan harta warisan itu untuk kesenangan dirinya. Ia membangun sebuah rumah peristirahatan dan pelesiran pribadi bernama Bintang Mas, tempat itu dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik.
Saat itu, Ariah yang kabur dari rumah sedang berjalan seorang diri. Kebetulan Oey Tambahsia lewat dan melihat seorang perempuan cantik berjalan sendirian. Ia menyuruh anak buahnya untuk menghampirinya perempuan itu.
“Hei, perempuan! Sedang apa kau berjalan seorang diri tengah malam begini?” tanya anak buah Oey Tambahsia.
Ariah tidak menjawab, ia hanya menundukkan kepalanya.” Hei kau bisu ya?” tanya anak buah Oey Tambahsia lagi. Ariah tetap tidak menjawab, anak buah Oey Tambahsia lalu bertanya kepadanya bosnya. “Bos, perempuan itu tidak mau menjawab.”
“Bawa saja dia ke Bintang Mas, kalau ia tidak mau, paksa saja,” perintah Oey Tambahsia.
Anak buah Oey Tambahsia kembali menghampiri Ariah, ia langsung menarik tangan Ariah untuk dibawa. “Ayo, ikut aku!” ujarnya. Ariah berusaha memberontak.
“Tidak ! lepaskan !” teriak Ariah. Ariah mengerahkan seluruh tenaganya, ia berhasil melepaskan diri dari genggaman anak buah Oey Tambahsia. Ariah tidak menyia-nyiakan kesempatan, ia segera berlari sekencang-kencangnya.
Anak buah Oey Tambahsia berlari mengejar Ariah. Rupanya tenaga Ariah kurang kuat, ia berhasil terkejar oleh anak buah Oey Tambahsia, sehingga terjadi pergulatan yang cukup sengit antara mereka berdua. Ariah terus meronta-ronta berusaha untuk melepaskan diri.
Tanpa sengaja, tubuh Ariah terjatuh ke kubangan lumpur sehingga kepalanya membentur jalanan yang berbatu dengan sangat keras, ia pun meninggal seketika.
Anak buah Oey Tambahsia sangat panik, ia langsung melapor kepada bosnya, Oey Tambahsia sangat marah. “Dasar bodoh ! Begitu saja tidak becus! Cepat buang mayatnya! Jangan sampai ada orang yang melihat!” ujar Oey Tambahsia.
Nak buahnya segera melaksanakan perintah itu. Ia membuang mayat Ariah ke daerah persawahan yang terletak tidak jauh dari tempat kejadian. Persawahan itu berada sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol.
Sejak itu, kawasan Jembatan Ancol terkenal sangat angker, menurut cerita masyarakat sekitar, mereka sering melihat sosok perempuan berambut panjang di jembatan itu.
Kebetulan atau tidak, di sekitar Ancol sering terjadi kecelakaan yang memakan korban, berdasarkan kepercayaan, kecelakaan ini terjadi karena para pengendara melihat penampakan si Manis Jembatan Ancol.
Tak lama setelah tewasnya Ariah, Oey Tambahsia dijatuhinya hukuman gantung. Ia dihukum karena sangat kejam dan sudah banyak melakukan kejahatan.
Hingga kini, Jembatan Ancol masih menyimpan cerita misteri tentang hantu perempuan yang diduga sebagai penampakan dari Ariah. Masyarakat lebih mengenalnya dengan sebutan Maryam, Si Manis Jembatan Ancol.
Pesan Moral
Kejahatan akan mendapatkan balasan yang setimpal, seperti yang dialami oleh Oey Tambahsia. Selama hidupnya, ia selalu melakukan kejahatan, ia pun harus mengakhiri hidupnya dengan hukuman gantung sebagai balasan dari apa yang telah diperbuatnya selama masa hidupnya.
Sumber: Seri Cerita Rakyat Jakarta oleh Sekar Septiandari, S.Hum
0 Response to "Misteri Si Manis Jembatan Ancol"
Post a Comment