Kudin Yang Dungu ~ Pada zaman dahulu, tersebutlah sebuah keluarga yang terdiri atas seorang ibu dan seorang anak, yang bernama Kudin. Ibu itu sangat menyayangi Kudin, demikian pula sebaliknya. Sayang, si Kudin ini sangat dungu.
Pada suatu hari ibu Kudin ingin makan daging Kijang. Maka berkatalah ia kepada anaknya.
"Kudin, hari ini ibu ingin sekali makan daging kijang."
"Ya, Bu, "jawab Kudin.
"Maukah kamu menangkap seekor kjang untuk ibu?" kata ibu itu lagi, "daging kijang itu akan ibu masak gulai yang enak sekali."
"Baik, Bu", sahut Kudin sambil masuk ke dalam rumah untuk mengambil penjerat kijang.
"Bu, Kudin pergi, ya?" Ibunya mengangguk seraya mengantarkan Kudin sampai ke halaman.
Sesampai di hutan, Kudin menyiapkan jeratnya. Ia menunggu dan menunggu. Sampai matahari condong ke barat belum ada seekor kijang pun yang masuk ke dalam jeratnya. Kudin kesal sekali, dan memutuskan untuk pulang saja. Akan tetapi, tiba-tiba terbayang wajah ibunya.
"Betapa kecewanya ibu, nanti," pikir Kudin. Oleh karena itu, ia pun memutuskan untuk tetap menunggu sampai malam.
Sampai jauh malam ternyata tak ada seekor kijang pun yang datang. Akhirnya, ia pun pulang tanpa membawa hasil.
"Untuk tidak mengecewakan hati ibu, aku akan melanjutkan penangkapan esok hari," pikirnya sambil berjalan pulang.
Esok harinya Kudin pun pergi lagi ke hutan dan kembali memasang jerat. Ia mengintip dari balik pepohonan yang rindang. Tak lama kemudian terdengar suara, "Kresek..., kresek..., jret!" suara jerat Kudin kemudian.
"Nah, kena kamu sekarang!" kata Kudin dalam hati.
Segera Kudin menghampiri jeratnya. Akan tetapi, yang terjerat bukanlah seekor kijang, melainkan seekor ayam hutan. Kesal hati Kudin bukan kepalang. Dimaki-maki ayam itu habis-habisan lalu dilepaskannya dengan kasar.
"Pergi sana ayam brengsek!" bentaknya, "aku tak butuh dagingm! Aku butuh daging kjang yang akan digulai oleh ibuku, tahu!".
Kemudian Kudin memasang kembali jeratnya, tetapi sampai sore hari, jerat itu tetap kosong. Akhirnya Kudin pulang dan menceritakan pengalamannya kepada ibunya.
"Kudin, Kudin!" kata ibunya, "mengapa kamu begitu dungu? Kalau tidak ada kijang, ayam pun jadi. Bukankah daging ayam hutan juga enak? nah, apa saja yang terjerat bawalah pulang biar ibu masak."
"Baik Bu, "kata Kudin menyesal.
"Sebaiknya kamu tidur dahulu, hari sudah larut malam."
Keesokan harinya Kudin pergi lagi ke hutan. Kal ini ia pergi agak pagi. Sesampai di tempat yang dianggapnya cocok, Kudin memasang jerat. Sampai matahari tinggi, belum juga ada tanda-tanda jeratnya akan mengena.
Tiba-tiba angin berhembus kencang, AKhirnya, terdengar suara, "Kresek...kresek...!"
Kudin lari menghampiri suara itu. Akan tetapi, apa yang terjerat? Sebuah batang pisang yang roboh tertiup angin. Kudin amat kesal, dan hendak dibuangnya batang pisang itu. Akan tetapi, kemudian ia teringat akan pesan ibunya, "Apa saja yang terjerat, bawalah pulang!"
Teringat akan pesan tersebut, Kudin tersenyum dan segera membawa pulang batang pisan itu. Sesampai di rumah, segera ditemuinya ibunya.
"Bu, ini hasil jeratan Kudin, "katanya dengan bangga.
Ibunya terkejut bukan main.
"Kudin, Kudin, bukan begitu maksud Ibu. Segala binatang yang terjerat dan dagingnya enak dimakan, bawalah pulang..., "kata ibunya dengan sedih. Ia tak menyangka putranya sedungu itu.
"Ooo...katanya tadi..., "gumam Kudin sambil ngeloyor pergi. Tak terasa air mata meleleh di pipih ibunya... mengapa Kudin begitu tolol ?
Oleh Denti Erawati
loading...
0 Response to "Kudin Yang Dungu"
Post a Comment