Mentiko Betuah, Cerita Rakyat Aceh

Mentiko Betuah, Cerita Rakyat Aceh ~ Pada zaman dahulu di negeri Simelue, hiduplah seorang raja ia memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Rohib. Mereka terlalu memanjakannya, sehinga Rohib tumbuh menjadi anak yang manja. Setelah menginjak usia remaja, raja mengirimnya untuk belajar di kota. Rupanya, sifat manjanya terbawa juga ke tempatnya belajar. Suatu hari, Rohib, Rohib pulang sebelum masa belajarnya berakhir. Tentu saja, ayahnya sangat marah.

"Hai, Rohib! Mana hasilnya kamu belajar disana? Sungguh anak tak tahu diuntung? Pengawal, gantung anak ini sampai mati!" Perintah saja Raja.

"Jangan, Kanda! Bagaimana kalau kita suruh ia keluar dari istana ini? Tetapi dengan memberinya uang sebagai modal untuk berdagang," usul sang permaisuri.

"Hmm, baiklah, Dinda!" jawab sang raja.

"Wahai, saudaraku! Kalian jangan menganiaya burung itu!"tegur si Rohib.

"Hei, kamu siapa? Berani-beraninya kamu melarang kami," hardik salah seorang dari anak-anak itu. "Jika kalian berhenti menembaki burung itu, aku memberi kalian uang," tawar Rohib.

Tawaran Rohib diterima anak-anak itu. Kemudian Rohib melanjutkan perjalanannya. Demikian seterusnya, ia selalu memberi uang kepada orang-orang yang menganiaya binatang. Tanpa disadarinya, uang untuk modal berdagangnya sudah habis.

Karena perjalanan yang sangat melelahkan, Rohib segera beristirahat di bawah pohon. Tiba-tiba seekor ular besar mendekatinya. Rohib sangat ketakutan.

"Jangan takut, Anak muda! Aku adalah Raja Ular di hutan ini" kata ular itu.

"Kamu sendiri siapa? Kenapa kamu bersedih?" tanya ular itu.

"Namaku Rohib," jawab Rohib. Lalu ia menceritakan semua pengalamannya.

"Kamu adalah anak yang baik. Kamu pantas mendapat hadiah dariku," tambah Ular itu sambil mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.


"Benda apa itu?" tanya si Rohib." Benda ini namanya Mentiko Betuah. Apa pun yang kau minta, pasti akan dikabulkan," jelas ular itu, lalu pergi meninggalkan si Rohib.

"Wah, benda ini bisa menolongku dari kemurkaan ayah," gumam Rohib. Berbekal Mentiko Betuah itu, Rohib kembali ke istana. Sebelumnya, ia memohon kepada Mentiko Betuah agar memberinya uang yang banyak. Tibalah Rohib di istana. Ayahnya merasa senang karena Rohib membawa uang yang banyak. Selanjutnya, Rohib membawa Mentiko Betuah kepada tukang emas untuk dijadikan cincin. 

Ternyata tukang emas itu membawa kabur benda tersebut. Rohib pun meminta bantuan kepada sahabatnya, yaitu Tikus, Kucing, dan anjing. Sang Anjing berhasil menemukan jejak si tukang emas. Ketika si tukang emas tengah tertidur, si Kucing memasukkan ekornya ke lubang hidungnya. Akibatnya tukang emas itu bersin, sehingga Mentiko Betuah terlempar dari mulutnya. Pada saat yang bersamaan, si Tikus segera mengambil benda itu. Namun, si Tikus menipu kedua temannya bahwa Menitiko Betuah terjatuh ke dalam sungai. Kedua temannya pun panik dan segera mencarinya ke dasar sungai, sedangkan si Tikus segera memberikan Mentiko Betuah kepada Rohib.

Ketika si Kucing dan Anjing menghadap Rohib, mereka merasa sangat terkejut bahwa Mentiko Betuah itu sudah kembali ke Rohib. Rupanya perilaku licik Tikus segera tercium oleh Kucing dan Anjing. Keduanya marah besar terhadap perbuatan curang Tikus. Sejak saat itulah Anjing dan Kucing membenci Tikus sampai saat ini.

Pesan  Moral

"Manusia adalah makhluk sosial, maka perlu sikap tolong menolong. Pesan moral lainnya adalah akibat buruk bila terlalu memanjakan anak dan setiap perbuatan pasti ada balasannya.

Sumber : Google 
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Mentiko Betuah, Cerita Rakyat Aceh Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Mentiko Betuah, Cerita Rakyat Aceh Sebagai sumbernya

0 Response to "Mentiko Betuah, Cerita Rakyat Aceh"

Post a Comment

Cerita Lainnya