Si Kabayan Mimpi

Si Kabayan Mimpi ~ Mertua Si Kabayan sangat percaya sama ramalan-ramalan dukun dan mimpi. Akhirnya, dia mengangkat dirinya sebagai seorang pakar dalam ilmu mimpi. Pada suatu hari, Si Kabayan datang kepadanya mau pendapatnya tentang mimpinya tadi malam.


Sambil bersila dengan badannya membungkuk di hadapan mertuanya yang dia hormati karena sang mertua itu kini sudah masuk golongan "elite" kaum pakar, di samping fakta bahwa sang "pakar angkatan sendiri" itu adalah ayah Si Iteung yang dia sangat cintai. Dia ceritakan mimpinya tadi malam itu.

"Saya mimpi mandi di sungai, Pak Mertua, dekat muara. Untung tidak hanyut terbawa arus, atau dimakan buaya. Menantu bapak ini selamat wal afiat. Nah, apa artinya mimi itu, Pak?"

Lalu mertuanya ambil satu perangkat kartu main bridge. Dikocoknya. Ditarohnya satu-satu di atas tikar. Tiap keluar gambar, dia beri keterangan.

"Nah, Kabayan, ini artinya kamu bakal jadi jaksa."

"O, tidak, Pak. Tempat mandi saya itu tidak tepat di muaranya, melainkan lebih ke atas yang lebih aman. Yang tidak banyak buayanya. Kedudukan jaksa itu kan tidak aman, Pak."

Mertuanya keluarkan lagi satu kartu; "Ya, memang benar kamu, Kabayan. Menurut kartu ini, kamu bakal jadi wedana. Jadi lebih aman dari pada jadi jaksa yang banyak buayanya itu, karena keluarga terdakwa yang dituduh oleh jaksa bisa dendam dan ngamuk. Jadi, kedudukan Bapak Wedana lebih aman dan enak."

"Tidak, Pak, tempat mandi saya itu masih lebih tinggi ke atas lagi sedikit."

Lalu sang mertua mengeluarkan lagi satu kartu. Kali ini kartu gambar permaisuri raja.

"Wah, untung sekali kamu ini, Kabayan. Menurut kartu ini, kamu akan menjadi Bapak Patih negara, wakil raja."

"O, o, tidak. Pak, Tidak!"

Si Kabayan ingat akan ucapan seorang bocah angon yang miskin dari sebuah dongeng. Karena ambisinya begitu kuat dan selalu ingin menjadi orang yang nomor satu dalam segala bidang si bocah angon itu akhirnya menjadi raja. Ucapan bocah ambisius itu berbunyi: Aku lebih suka jadi nomor satu di kampungku, dari pada nomor dua di seluruh kerajaan.

"Tidak, Pak Mertua," kata Si Kabayan lagi. Dia berpikir seperti bocah angon itu. "Tempat mandi saya itu adalah di hulu sungai. Paling puncak. Paling nomor satu!"

"O, kalau di sana tempat mandimu, Kabayan, menurut kartu ini, kamu bakal dimakan singa," kata mertuanya.
Si Kabayan kaget. Takut. Singa adalah rajanya hutan, pikirnya. Dia nomor satu, menguasai kerajaan hewan. Dan singa lebih rakus akan kekuasaan dari pada Raja Jimbul, raja manusia. Tapi untungnya, pikir Si Kabayan lebih jauh, singa tidak punya bedil. Hahaha! Dan aku, kalau aku jadi Raja Jimbul, hahaha, tentu punya tentara. Dan serdadu-serdaduku akan kukerahkan ke hutan. Akan kugebuk dan hancurkan si singa dengan tentara binatang-binatangnya yang berani melawan aku itu. Bikin habis-ludis sampai ke ekor-ekornya.

Lalu Si Kabayan berseru kepada mertuanya dengan gaya dan nada seorang Raja Jimbul.

"Wahai, Bapakanda mertuaku yang setia! Biarlah tempat mandi Putranda menantu Bapanda itu di hulu sungai saja. Itulah pemandian Putranda yang sesuai, sepatut, sepadan dan seharusnya."

"Tapi ini kan mimpi, Kabayan."

"O, Bapanda! Itu tiada masalah. Jangankan mimpi, apa pun, bisa diatur oleh seorang calon Raja Jimbul. Jangan dibikin masalah. Tiada masalah."

Mertuanya merasa tersinggung harga dirinya. Lalu kartunya dia acak-acak dan semburkan ke udara. Berteriak; "Belum jadi pengetahuan kepakaran seorang ilmuwan mimpi macam aku ini! Pengetahuan seorang pakar tidak boleh dan tidak bisa diganggu gugat, Kabayan! Itulah arti kata dan arti kedudukan seorang pakar! Ngerti! Dasar manusia aneh suami Si Iteung ini, sok pinter, sok kuasa. Cih!" gerutunya seharian suntuk. 

Sumber : Si Kabayan Manusia Lucu oleh Achdiat K. Mihardja
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Si Kabayan Mimpi Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Si Kabayan Mimpi Sebagai sumbernya

0 Response to "Si Kabayan Mimpi"

Post a Comment

Cerita Lainnya