Si Kabayan Di Suruh Memetik Buah Nangka

Si Kabayan Di Suruh Memetik Buah Nangka ~ Si Kabayan tahu artinya kata "matang" kalau diterapkan kepada manusia. Menurut pak Kiyai, orang yang matang itu ialah orang yang matang pertimbangannya dalam menetapkan pilihan sikap dan perilakunya terhadap hal-hal yang akan membawa keselamatan dan kebahagiaan, dan hal-hal yang akan menjerumuskan ke dalam kehancuran.


Akhir-akhir ini Si Kabayan dan istrinya, Si Iteung, sering diserang kejengkelan dan kekuatiran. Soalnya karena mertua laki-laki Si Kabayan sering diajak oleh Si Bedegul kelayaban ke tempat-tempat kemungkaran. Kalau dia pulang malam setelah habis duitnya di tempat judi, atau karena alasan apa saja yang tidak diketahui Si Kabayan atau Si Iteung, dia selalu memukuli istrinya sampai nangis melolong-lolong, sehingga Ki Silah dan tetangga-tetangga lainnya pada memburu ke rumahnya, dikira ada kebakaran, atau rampok.

Pagi ini sang mertua menyuruh Si Kabayan memetik buah nangka dari pohon yang sebetulnya milik Ki Silah. Si Kabayan segan, karena itu berarti mencuri. Tapi dia lebih takut sama mertuanya yang sedang ketularan penyakit Si Bedegul, dari pada sama Ki Silah, tetangga kaya dan kikir itu. Lalu pergilah dia untuk memetik buah nangka itu.

"Ambil buah yang sudah matang, ya!" perintah sang mertua. "Jangan yang masih mentah."

Pohon itu letaknya di tepi sungai, Si Kabayan tengadah keatas, mencari buah yang sudah matang. Lalu naik. Dengan sekali banting goloknya dia potong gagang buah yang sudah matang itu. Lepas dari tangannya, buah itu jatuh berkecuprak ke dalam sungai. Hanyut dibawa arus ke hilir. Melihat menantunya pulang dengan hampa tangan, sang mertua segera bertanya; "Hey, Kabayan, mana nangkanya?".

Si Kabayan menjawab dengan nada kaget; "Lho! Belum datang dia?!"

"Apa katamu?! Belum datang dia? Siapa dia itu?!"

"Buah nangka itu, Pak Mertua!"

"Apa katamu?! Buah nangka itu? Omong kosong apa mau kamu jual kali ini?"

"Sungguhan, Pak Mertua! Ini bukan omong kosong. Ini omong berisi. Buah nangka itu sudah pergi duluan dari saya."

"Kamu ngomong seenak perutmu, Kabayan. Masa nangka bisa jalan ke sini!"

"Sungguhan, Pak Mertua! Saya telah suruh dia jalan duluan ke sini, menemui Pak Mertua. Dia kan sudah matang. Karena sudah matang, dia tentu tahu jalan yang benar. Tidak akan kesasar di jalan. Bukan begitu, Pak Mertua?!"

Sang mertua pungak-pinguk, tidak mengerti apa yang dikatakan Si Kabayan itu. Kemasukan setan apa otak menantuku ini, pikirnya.

Dan Si Kabayan mengulangi kata-katanya;

"Sungguhan Pak Mertua. Ini bukan omong kosong, Pak Mertua. Ini omong berisi! Ini filsafat kebenaran hidup, Mertua. Nangka itu kan sudah matang. Dia tak mungkin akan kesasar di jalan, masuk ke tempat judi; keluyuran ketempat-tempat yang mungkar; lalu menggebukin istrinya yang setia menunggu di rumah sampai jauh malam. Tak mungkin itu, Pak Mertua. Karena dia kan sudah matang.

Sang mertua tambah pungak - pinguk. Tidak mengerti dia. Menggerutu dalam hatinya; "Lho! Buseeet! Menantu apa Si Kabayan ini?! Masa?! Aku?! Disamakan dengan buah nangka yang tolol itu?! Yang bener aje, dong! Aku kan manusia."

Sumber : Si Kabayan Manusia Lucu oleh Achdiat K. Mihardja
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Si Kabayan Di Suruh Memetik Buah Nangka Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Si Kabayan Di Suruh Memetik Buah Nangka Sebagai sumbernya

0 Response to "Si Kabayan Di Suruh Memetik Buah Nangka"

Post a Comment

Cerita Lainnya