Si Kabayan dan Baju Baru

Si Kabayan dan Baju Baru ~ Pada suatu hari, Si Kabayan menangis keras-keras. Kedengaran oleh tetangganya. Ki Silah. Buru-buru ditengok.


"Kenapa Kabayan, kenapa kamu menangis kayak anak kecil, sehingga kedengaran ke seluruh persada desa Malakeudeu Kabupaten Garut."
"Ini, Ki Silah. Aku ini punya baju baru, Nih! Bagus, kan? Lalu aku berpikir, berfilsafat, ngelamun secara kereatif."

"Ya-ya. Bagus sekali. Tapi berfilsafat kan tidak perlu menangis seperti kanak-kanak?"

"Filsafat begini, Ki Silah. Lihat! Baju ini sekarang sangat bagus, bukan? Tapi kemudian kan menjadi tua. Tidak bagus lagi." Dan dengan kata-kata itu Si Kabayan nangis lagi keras-keras. Dan Ki Silah menghibur dengan kata-kata.

"Itu hukum alam, Kabayan. Di dunia ini tidak ada yang langgeng. Apa saja akhirnya mesti jadi tua. Lalu keluar kata-kata "Selamat Tinggal, wahai dunia yang kucintai! Sampai berjumpa pula dibalik kubur. Good bye!Good bye!. Nah, itulah hukum alam. Dinamika hidup, Kabayan. Tidak bisa dielakkan."

Mendengar kata-kata Ki Silah itu, Si Kabayan malah tambah menjadi-jadi nangisnya, sambil berteriak-teriak "Aku ingat Si Iteung! Ki Silah! Aku ingat biniku, Si Iteung. Sekarang kan lumayan rupanya. Tapi nanti kalau sudah tua pasti rupanya seperti bungaok."

Akang berani sumpah, sayang, "Kata Si Kabayan terharu. "Biarlah Akang mampus disamber geledek, atau dimakan gendarewo, kalau Akang sampai nyeleweng,  lap yu. Iteung ay lap yu," bisikan mesra. Dan dia peluk ciumi Si Iteung. Dan mereka berpelukan, mengucurkan airmata kasih sayang. Dan mereka membayangkan wajah idolanya masing-masing. Yang satu wajah Juag Tati putri Priangan, yang satunya lagi. Raden Karno, bintang pelem. Dan dua-duanya menyepak jauh-jauh muka bungaok yang seram menakutkan kayak bungaok itu.

Sumber : Si Kabayan Manusia Lucu oleh Achdiat K. Mihardja
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Si Kabayan dan Baju Baru Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Si Kabayan dan Baju Baru Sebagai sumbernya

0 Response to "Si Kabayan dan Baju Baru"

Post a Comment

Cerita Lainnya