Alkisah Rakyat ~ Atas perintah Lembu Mangkurat maka dibangunlah sebuah mahligai dan padudusan. dengan disertai menembak meriam dan menabuh gamelan. Raden Carang Lalean dan Puteri Kalungsu dimandikan dengan segala upacara. Dan kemudian Raja baru itu pun meletakkan mahkota diatas kepalanya. Di dalam peraturan negara tidak ada perubahan yang diadakan. Tiap-tiap hari Sabtu tetap diadakan kesempatan untuk menghadap.
Tak lama kemudian permaisuri melahirkan seorang putera yang dinamai SEKAR SUNGSANG. Ketika putera raja ini baru berumur 6 tahun, raja menerangkan akan "kembali ke asal". Dan menyerahkan pemerintahan kepada Lembu Mangkurat, sementara Raja Putera belum dewasa. Kemudian raja pun melenyap dari pemandangan mata yang menimbulkan kesedihan dari seluruh rakyat dan keluarga istana.
Tidak sesudah itu, suatu waktu puteri Kalungsu membikin kue juadah. Sekar Sungsang yang masih muda belia itu kadang-kadang datang mendekati ibunya untuk meminta makan. Karena juadah itu belum masak, maka ibunya menyuruh ia supaya pergi dulu.
Tetapi akhirnya Sekar Sungsang tidak dapat lagi menahan selera nafsunya. Maka diambilnya sedikit kue juadah itu. Melihat hal ini ibunya menjadi gusar. Dan memukul dengan sebuah sendok dikepalanya. Dengan kepala yang bercucuran darah, anak ini lari makin lama makin jauh sehingga akhirnya tidak setahu siapa juapun. Kemudian ia dilihat oleh seorang pedagang bernama Juragan Balaba yang datang ke Negradipa untuk berniaga. Juragan Balaba pada waktu itu telah menduga bahwa anak itu bukanlah anak biasa saja, karena dari tubuhnya keluar cahaya yang bersinar. Karena semua anak buah kapal ingin segera berangkat maka Juragan Balaba pun mengambil keputusan akan segera berlayar dengan membawa Raden Sekar Sungsang.
Tak lama kemudian permaisuri menitahkan mencari anaknya ke semua pelosok tapi sia-sia saja usaha itu. Hanya ada beberpa orang yang menerangkan bahwa mereka melihat sebuah kapal berlayar dengan membawa seorang anak, tetapi mereka tidak dapat juga memastikan apakah anak itu Raden Sekar Sungsang yang dicari itu. Walaupun kapal itu di kejar namun tak ketemu juga. Karena telah menuju laut lepas. Lembu Mangkurat kemudian menitahkan menyiapkan empat buah kapal untuk pergi keseberang lautan. Akhirnya kapal-kapal itu sampai di Surabaya. Disini diadakan penyelidikan dimana-mana, tetapi ternyata seseorang pun tidak dapat memberikan penjelasan. Setiap saat Lembu Mangkurat mengirm penyelidik-penyelidik tetapi jejak anak itu tidak juga ditemukan.
Raden Sekar Sungsang yang sementara itu bergelar Ki Mas Lelana, telah dianggap oleh Juragan Balaba dan isterinya sebagai anak kandung mereka sendiri. Ayah dan bundanya ini ingin supaya ia beristeri, tetapi Ki Mas Lelana sendiri belum mempunyai keinginan. Juga sesudah ayah angkatnya itu meninggal, Ki Mas Lelana tetap tinggal di Surabaya. Pada suatu hari ia menerangkan cita-ctanya untuk pergi ke Negeradipa bersama-sama dengan Juragan Dampu Awang untuk berniaga. Mula-mula ibu angkat Ki Mas Lelana menahannya, tetapi karena Ki Mas Lelana sudah berketetapan hati untuk pergi, maka dengan perasaan sedih ibu angkatnya melepaskan kepergiannya juga. Dengan segera mereka berlayar mengarungi lautan.
Tatkala sampai di Negaradipa, maka Dampu Awang dan Ki Mas Lelana mulai berniag. Lembu Mangkurat ikut juga berbelanja pada Dampu Awang dan Ki Mas Lelana. Bahkan Lembu mangkurat mengharap supaya Ki Mas Lelana tinggal di Negaradipa sampai musim yang akan datang dan ia akan menyerahkan sebuah rumah dengan pekarangannya. Juragan Dampu Awang mendapat perintah supaya memberitahukan hal ini kepada ibu anagkat Ki Mas Lelana, bahwa ia akan kembali ke Jawa pada tahun depan. Sementara itu Lembu Mangkuat mencoba menganjurkan Puteri Kalungsu supaya kawin lagi. Ia mengabarkan bahwa seorang saudagar muda turunan dari raja Majapahit, muda dan cantik sekarang tinggal di rumahnya. Mua-mula permaisuri tidak mau,tetapi kemudian ia meminta supaya orang asing itu datang menghadapnya pada hari Sabtu.
Dengan suatu upacara kebesaran, pada keesokan harinya Lembu Mangkurat denganberpakaian yang indah dan tanda-tanda kebesaran menuju ke Sitiluhur. Begitu juga dengan Ki Mas Lelana. Ketika tiba di Sitiluhu, maka duduklah ia dibelakang Lembu Mangkurat. Tatkala Puteri Kalungsu memandang kepada pemuda yang gagah itu, maka puteri pun menjadi jatuh cinta kepadanya. Dan tatkala Lembu Mangkurat meminta jawaban.Puteri Kalungsu menyatakan peersetujuannya. sedangkan saudagar muda itu sesudah menimbang -nimbang mengatakan pula persetujuannya.
Sebuah padudusan didirikan dalam tujuh hari lamanya. Perkawinan itu dirayakan menurut adat istiadat raja-raja yang terdahulu. Tetapi walaupun Ki Mas Lelana adalah keturunan dari Raja Majapahit, ia tidak dapat juga dijadikan raja, karena ia tidak lahir ke dunia melalui bertapa. Jika seandainya dari perkawinan itu lahir seorang putera, maka ialah yang akan menjadi raja, karena ibunya berasal dari raj yang lahir dengan kekuatan gaib. Dengan demikian maka untuk sementara Lembu Mangkurat tetap menjadi wakil Raja di Negaradipa.
Ketika pada suatu hari Puteri Kalungsu sedang membersihkan kepala suaminya, maka ia melihat sebuah tanda bekas luka dan ia menanyakan sebab-sebabnya. Mula-mula Ki Mas Lelana menerangkan bahwa ia sendiripun tidak mengetahui. tetapi ketika isterinya terus menerus mendesak, akhirnya ia menceriterakan bagaimana ketika ia masih kecil. Pada suatu hari mendapat pukulan dikepala dari ibunya, sebab ia membikin gusar hati ibunya dengan meminta berulang-ulang kue juadah yang sedang ditanakj. Di ceriterakannya pula bahwa ia kemudian melarikan diri dan beberapa tahun tingal di Jawa. Selain dari itu ia tidak tahu apa-apa. Dengan terperanjat Puteri Kalungsu menolak kepala suaminya dari pangkuannya.
"Jika demikian engkau adalah anakku Sekar Sungsang"! menjerit puteri Kalungsu.
Ki Mas Lelana meniarap dengan menangis dikaki ibunya dan memohon ampun dan mengharap supaya membunuhnya. Puteri Kalungsu memanggil Lembu Mangkurat dan kepadanya diceriterakan peristiwa yang mengejutkan itu. Lembu Mangkurat tidak mengambil suatu keputusan, tetapi mengharap supaya permaisuri sendiri harus memutuskan, apakah yang harus dibuat. Dengan ini permaisuri menetapakan bahwa mereka harus bercerai untuk selama-lamanya, dan permaisuri mengganti nama anaknya dengan Raden Sari Kaburangan.
Selanjutnya ia tinggal menetap di suatu kampung lain. Kemudian Raden Sari Kaburangan dinobatka menjadi raja. Setahun kemudian rajamemindahkan kedudukan negara ke Muara Hulak. Kedudukan baru nini disebut negara Daha dan sampai sekarang ini tempat itu masih bernama Negara. Di Muara Bahan dibuat sebuah pangkalan (pelabuhan) yang kemudian ramai sekali didatangi para pedagang.
Tidak berapa lama kemudian menghilanglah secara gaib Puteri Kalungsu yang tinggal di Negaradipa bersama-sama 500 orang pengiring. Dalam waktu itu pula Lembu Mangkurat meninggal dunia. Sebagai Mangkubumi diangkat Putera Arya Megatsari yang bernama Arya Taranggana, seorang yang sangat cerdik lagi bijaksana.
Sumber : Lembu Mangkurat (Ceritera Rakyat dari Kalimantan Selatan)
loading...
0 Response to "Cerita Raden Carang Lalean"
Post a Comment