Asal Mula Nama Negeri Lempur Bagian 1

Asal Mula Nama Negeri Lempur Bagian 1 ~ Pada zaman dahulu, ketika Kerinci masih diperintah oleh raja-raja, ketika itu hutan belantara masih menyelemuti daerah Kerinci yang berhawa sejuk dan pemandangan indah.


Dikisahkan, ada sebuah kerajaan di daerah Kerinci bahagian selatan yang bernama kerajaan Pamuncak Tiga Kaum yang daerahnya luas dan subur serta rakyatnya aman dan makmur. Tersiar bahwa kerajaan itu diperintah oleh tiga raja kakak beradik. Namun kerajaannnya tetap dalam keadaan aman dan damai, tak pernah mereka berselisih paham, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Keatas sepucuk, ke bawah seurek, datang untung sama dibagi, tetimpa rugi sama ditanggung.

Yang tertua bernama Pamuncak Rencong Talang. Ia memerintah negeri dan rakyatnya dengan adil dan bijaksana. Yang tengah bernama Pamuncak Tanjung Seri. Sedangkan yang bungsu bernama Pamuncak Koto Tapus

Catatan:  Menurut tambo Cakti Kerinci ialah sebagai berikut : Kerinci diperintah oleh Deputi IV. Delapan helai kain, serta pegawai, jenang pegawai Rajo Suluh Bindadang alam Kerinci, di antara mereka disebutkanlah :
  1. Depati Muara Langkap di Tamiani.
  2. Depati Rencong Talang di Pulau Sangkar
  3. Depati Biang Sari di Pangasai dst.nya.
Apakah yang dimaksud dalam cerita rakyat ini Pamuncak Rencong Talang identik dengan Depati Rencong Talang, kami sendiri pun belum tahu. Kembali lagi kita ke cerita dikisahkanlah bahwa pusat ketiga kerajaan itu berjauhan letaknya. Sudah menjadi suatu kebiasaan dan yang telah diadatkan pada masa itu dan sampai pada masa sekarang ini, di daerah Kerinci apabila suatu negeri akan turun ke sawah atau pun ketika mereka telah selesai menuai padinya di sawah, maka diadakanlah kenduri, yang merupakan suatu penyataan kegembiraan dan ucapan rasa syukur dan puji kepada Tuhan Yang Maha Esa yang  telah melimpahkan reziki kepada makhluknya yang taqwa dan patuh kepadanya, dan atas segala rahmat yang telah  dilimpahkannya kepada mereka.

Kalau kenduri itu diadakan pada waktu mereka telah selesai mengerjakan dan mengangkat  hasilnya ke rumah masing-masing, maka kenduri tersebut dinamai Kanuhei Sudeah Nuea. Pada saat Kanuhei Sudeah Nuea, atau pun saat kenduri turun ke sawah, maka diundanglah para tamu dari luar daerah serta pemuncak-pemuncak dan orang tua cerdik pandai dari daerah tetangga dan daerah lainnya dalam alam Kerinci untuk menghadiri pesta kenduri yang diadaka secara besar-besaran itu.

Dikisahkanlah, pada suatu waktu setelah selesai pula mengerjakan panen dan mengangkatnya pula, rakyat di daerah kekuasaan dalam lingkungan daerah Pamuncak Rencong Talang mendapat hasil sawah yang banyak dan memuaskan. Maka terniat oleh Pemuncak Rencong Talang untuk mengadakan suatu pesta kenduri sudeah nuae sebagai tandanya pula bahwa ia dan rakyatnya bersyukur ke hadirat Tuhan yang telah memberi rahmat dan rezeki kepadanya dan kepada seluruh penduduknya. Diceritakanlah bahwa Pamuncak Rencong Talang telah siap untuk menurut  istilah di Kerinci Bapiouak g'deang batungkou jaheang, ba kamban lapeak bakamban tika, artinyanya Berperiuk besar bertungku jarang, berkembang lapik berkembang tikar yang maksudnya telah siap mengadakan suatu kenduri yang besar, segala sesuatunya telah disiapkan, siap menanti kenduri yang dekat, famili yang jauh serta segala undangan yang terundang maupun tidak. Mungkin saja orang yang tidak diundang tapi mengetahui bahwa negeri anu sedang mengadakan suatu pesta kenduri ako, maka tidaklah salah dan janggal bila ikut menghadirinya.

Pada suatu waktu terlihat di hati, terkata di mulut Pamuncak Rencong Talang, bahwa ia akan mengundang para pemimpin daerah Kerajaan lainnya, tentunya terutama sekali yang akan diundangnya ialah kerabat serta keluarganya yang memerintah kerajaan Pamuncak Tiga Kaum, yaitu pamuncak-pamuncak dari Tanjung Seri dan Pamuncak-pamuncak dari Koto Tapus. Disamping keluarga dekat yang ada dalam wilayah Pamuncak Rencong Talang, Kepada mereka keluarga dekat diberitahukan lebih dahulu, tentang apa maksud dari hajat mereka itu.

Mengingat kanuhei sudeh nuai, di samping akan mengeluarkan biaya yang besar, dan mengingat banyaknya keperluan yang harus disediakan, tentu pula akan menghadapi pekerjaan yang banyak, sibuk pula, terberitalah dari tempat tinggal Pamuncak Rencong Talang, bahwa ia mempunyai banyak pekerjaan yang harus dikerjakannya padahal ia harus pula pergi mengundang dusanaknya yaitu Pamuncak Tanjung Seri dan Pamuncak Koto Tapus yang dalam hal ini harus dikerjakannya sendiri. Meski pun begitu, ia telah meluangkan waktunya yang sempit itu, serta meringankan langkah untuk pergi mengundang Pamuncak Koto Tapus.

Pada suatu hari berangkatlah Pamuncak Talang yang disertai oleh beberapa orang pengawalnya pergi mengundang adiknya Pamuncak Koto Tapus. Maka dipilihlah hari yang baik dan saat yang cocok untuk melangkahkan kakinya menuju negeri yang berada di bawah kekuasaan adiknya itu. Setelah  berjalan beberapa hari, tak lupa Pamuncak Rencong Talag dalam perjalanannya melihat kehidupan rakyatnya yang bertempat tinggal di sepanjang jalan yang ditempuhnya itu, dan tak lupa pula ia mengundang serta menyuruh mereka untuk menghadiri pesta yang akan diadakannya itu.

Diceritakanlah bahwa mereka sangat bergembira menerima ajakan dan undangan dari junjungan mereka itu dan berjanji akan menghadirinya kelak, bila pesta itu dilaksanakan. Setelah lama berjalan, mereka telah merasa letih dan haus. Diceritakanlah, bahwa pada suatu saat sampilah mereka di negeri Pamuncak Koto Tapus. Setelah mereka sampai di sana, terlihat oleh mereka para hulubalang dari Pamuncak Koto Tapus, serta rakyatnya bergembira menyambut kedatangan dari rombongan Pamuncak Rencong Talang. Maka pergilah mereka melaporkan kedatangan dari rombongan tersebut kepada kunjungan mereka Pamuncak Koto Tapus. Begitu mendengar bahwa yang datang tersebut adalah kakandanya Pamuncak Rencong Talang, maka bergembiralah ia, dan bersuka cita. Terpikir olehnya ketika itu tentulah ada hal yang penting hingga kakandanya sendiri yang datang, atau apakah ada hal yang menimpa kakakandanya itu. Maka keluarlah ia ke halaman rumah untuk menjemput kedatangan kakandanya itu dengan rombongannya. Begitu melihat adiknya, Pamuncak Rencong Talang senang hatinya karena dilihatmya adiknya tampak penuh kegembiraan dan dalam keadaan sehat-sehat.

Setelah mereka bertukar sapa dan berjabat tangan, maka dibawalah kakanda Pamuncak Rencong Talang masuk beserta rombongannya. Meskipun nampaknya kakaknya sudah beranjak tua, tetapi masih nampak segar, namun karena menempuh perjalanan yang sulit dan jauh itu, sedikit banyaknya, merasa lelah juga. Maka disiapkanlah itu disiapkan oleh Pamuncak Koto Tapus tempat mereka beristirahat untuk melepaskan penat lelah mereka.

Pada malam harinya setelah mereka istirahat, maka bertemulah Pamuncak Rencong Talang dengan pamuncak Koto Tapus serta berkatalah Pamuncak Rencong Talang; "Tentulah yang pertama kakakanda ucapkan dan panjatkan rasa syukur dan do'a kepada yang Maha Esa, bahwa adinda sekeluarga berada dalam keadaan sehat walafiat serta tak kurang satu apapun jua, Sebaiknya begitu pulalah keadaan kakanda dan keluarga yang tinggal. Begini adinda Koto Tapus, maksud dari kedatangan kakanda jauh-jauh kemari ialah untuk menyampaikan hajat kakanda yang telah terkata di hati dan terucapkan di bibir, bahwa kakanda hendak melaksanakan kenuhei sudeih nuaen nuee pada bulan ini. Oleh karena itu kakanda datang mengundang, adinda dan keluarga untuk tidak berkeberatan untuk meluangkan waktu, meringankan langkah untuk datang ke negeri kakanda' menghadiri kenduri tersebut. Sebab setelah ditilik tak ada orang yang pantas lainnya untuk mengundang adinda." Begitu mendengar maksud dari kakaknya Pamuncak Rencong Talang, maka berkatalah Pamuncak Koto Tapus." Terlebih dahulu tentulah terima kasih serta hormat adinda untuk kakanda yang datang dari jauh dengan perjalanan yang meletihkan serta sulit untuk ditempuh datang dengan bersusah payah mengundang adinda. Alangkah malunya adinda yang telah menyebabkan kesusahan dan kesulitan kakanda itu. Apa salahnya mengirim utusan saja ke sini bukanlah sama saja artinya, tetapi dengan datangnya kakanda kesini, maka adindapun berjanji pasti akan menghadiri pesta yang akan kakanda adakan itu meskipun apa yang akan terjadi," jawab Pamuncak Koto Tapus. Setalah itu dilanjutkan pembicaraan mereka dengan hal-hal yang lain, hingga hari menjadi larut malam. Maklumlah jarang waktu yang ditemui seperti itu untuk melepaskan rindu di hati masing-masing.  

Diceritakanlah pada keesokkan harinya, di sampaikanlah oleh Pamuncak Rencong Talang kepada Adiknya Pamuncak Koto Tapus, ia akan kembali ke negerinya pada hari itu, mengingat banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikannya. Mendengar itu tak dapatlah Pamuncak Koto Tapus menolak serta menahan rombongan kakandanya untuk pulang, meskipun terniat di hatinya bahwa ia akan menahan kakandanya beserta rombongannya agak keluarganya serta agar biasa pula kakandanya memulihkan rasa letih dan penatnya selama dalam perjalanan sewaktu datang ke negerinya itu, memang tak terbantah menurut pikirannya. Maka diperintahkanlah supaya disiapkan segala sesuatu perbekalan untuk kakandanya itu selama dalam perjalanannya nanti. Diceritakanlah setelah beberapa hari mereka dalam perjalanan menuju negeri asal mereka. Maka sampailah rombongan Pamuncak Rencong Talang ke negerinya kembali dan disambut oleh  rakyat dan keluarganya dengan penuh sukacita  dan gembiranya, karena mereka telah kembali dengan selamat dan tak kurang sesuatu apapun jua. Begitu pulalah keadaannya dengan Pamuncak Rencong Talang sangatlah gembira hatinya, bahwa ia telah berhasil dengan tugas mengundang adiknya. Senang pula hatinya melihat keadaan keluarganya yang tak kurang pula suatu apapun selama ditinggalkanya pergi itu.

Diceritakanlah sesampainya Pamuncak Rencong Talang ke negerinya, maka beristirahatlah ia untuk melepaskan penat dan lelah dari perjalanan. Setelah ia pulih dari letihnya itu maka mulailah ia menyiapkan segala sesuatu untuk persiapan nantinya dalam pesta tersebut, serta menyuruh pembantunya untuk menyelesaikan sesuatunya. Tetapi hatinya menjadi gelisah setelah melihat apa yang harus disiapkan dan tidak dapat pula di selesaikan oleh orang lain. Dalam waktu itun ia harus pula pergi untuk mengundang adiknya yang seorang lagi yaitu Pamuncak Tanjung Seri beserta keluarganya untuk menghadiri pestanya kelak.

Sedih hatinya karena ia tak sempat untuk pergi mengundang adiknya itu serta Pamuncak yang berada dalam negeri adiknya itu karena terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya. Maka diaturlah dan dipikir siapa yang akan mewakilinya untuk pergi mengundang adiknya Pamuncak Tanjung Seri, setelah berunding dan berinok, setelah menilik dan meneliti untuk menjaga agar jangan rambut putus dalam tepung, minyak tertumpah waktu ditanak, agar jangan tersinggung adiknya itu karena telah teradat dalam negeri mereka siapa diantara mereka yang mengadakan pesta, undang-mengundang dilakukan sendiri. Alangka janggalnya kalau orang lain yang disuruh, memalukan awak sendiri. Maka diputuskan, bahwa yang akan pergi ialah Ninik Mamak, orang yang cerdik, orang yang pandai, orang yang arif bijaksana. Setelah diputuskan, maka diberitahukanlah kepadanya bahwa ia yang akan pergi mewakili Pamuncak Rencong Talang dalam mengundang adiknya Pamuncak Tanjung Seri. Disiapkanlah segala perbekalan dan kebutuhannya dalam perjalanan dan diberi pulalah segala peralatan dan pengawalnya, maklum hutan rimba yang akan dihadapinya. Oleh Pamuncak Rencong Talang dibekalilah ia dengan sebilah keris dan lengkap dengan sirih dan pinang serta rokok nan sebatang sebagai tanda dirinya yang datang dalam hal mengundang adiknya itu dan sebagai tanda putih hatinya dan ketulusan mengundang adiknya Pamuncak Tanjung Seri.

Setelah segala sesuatu disiapkan dan semua peralatan dan perbekalan untuk dipakainya dalam perjalanan menuju tempat Pamuncak Tanjung Seri, maka berangkatlah Ninik  Mamak tadi, yang ditemani oleh beberapa orang pengawalnya. Oleh Pamuncak Rencong Talang dilepaskanlah kepergian mereka dengan ucapan selamat pergi dan selamat pula kembalinya kelak.

Diceritakanlah, setelah beberapa hari menempuh perjalanan mendaki gunung dan bukit, telah pula mereka turuni lurah nan dalam serta dilintasi pula lembah yang elok dan indah pemandangannya, terberitalah bahwa mereka telah sampai ke negeri Pamuncak Tanjung Seri dengan selamat sentosa. Kemudian rombongan disambut oleh rakyat dan dibawa menghadap ke tempat hulubalang, oleh hulubalang diberilah mereka tempat untuk melepaskan penat dan letih, sementara ia pergi melapor kepada Pamuncak Tanjung Seri. Utusan dari Pamuncak Rencong Talang diberi minum dan makan, maklumlah utusan terebut menempuh perjalanan yang sulit. Setelah mereka lepas dari rasa haus dan dahaga dan lelah pula dilaporkan kedatangan mereka kepada Pamuncak Tanjung Seri, maka diantarlah mereka menghadap agar dapat bertemu langsung dengan kunjungan mereka yang menyampaikan hajat dan maksud kedatangan mereka ke negeri Pamuncak Tanjung Seri yaitu dalam hal mengundang beliau untuk hadir dalam kenduri yang akan diadakan oleh kakandanya Pamuncak Rencong Talang.

Maka diserahkanlah keris dengan sirih nan sekapur serta rokok nan sebatang kepada Pamuncak Tanjung Seri; "Yang kami hormati Pamuncak Tanjung Seri, dengan ini kami serahkan serta sirih nan sekapur dan rokok nan sebatang pertanda bahwa kunjungan hamba Pamuncak Rencong Talang  tak berkesempatan hadir sendiri ke sini untuk mengundang kunjungan hamba  tuanku Pamuncak Tanjung Seri. Hamba sampaikan salam serta maaf yang sedalam-dalamnya serta penyesalannya atas ketidakhadirannya itu. Bukanlah ada maksud apap-apa maka beliau tidak datang kita sama-sama memakluminya bahwa pekerjaan yang dihadapi tak dapat beliau tinggalkan karena terlalu banyak yang harus dikerjakan beliau. Oleh karena itu, beliau mengharapkan tuanku makluminya. Adapun maksud dari undangan itu ialah bahwa telah terniat dihati dan terkata di bibir dan orang dalam negeri telah tahu semuanya bahwa beliau akan mengadakan kanuhei sudeh nuae yang akan dilaksanakan pada pertengahan bulain ini. Segala persiapannya telah mulai disiapkan, orang-orang dalam negeri bergembira mendengar maksud dari kunjungan hamba tersebut. Untuk itulah hamba datang mengundang tuanku."

Mendengar utusan itu berkata dengan pasih dan tenang, mengangguk-angguklah Pamuncak Tanjung Seri dan berkata ia. "Terima Kasih hamba ucapkan kepada ananda yang telah bersusah payah datang dari jauh menempuh perjalanan yang sulit datang menyampaikan amanat dan pesan dari kakanda Pamuncak Rencong Talang, oleh karena itu tentulah kami maklum bahwa sangat banyak pekerjaan yang dihadapi oleh beliau itu. Oleh karena itu tentulah kami tidak berkecil hati tentang hal tersebut. Setelah itu Pamuncak Tanjung Seri menanyakan tentang hal segala sesuatu tentang keluaga kakandanya Pamuncak Rencong Talang serta keadaan kesehatan beliau juga tak lupa pula ia menanyakannya. Apakah persiapan dalam kanuhei sediah nue itu telah disiapkan apakah tidak mengalami kekurangan-kekurangan, maklumlah malu yang diperoleh kakaknya juga malu untuknya sendiri. Semua pertanyaan dari Pamuncak Tanjung Seri dijawab oleh utusan tersebut dengan anggukan dan dijawabnyalah pertanyaan itu dengan lemah lembut, terakhir disampaikannya pula sekali lagi tentang rasa penyesalan dan maaf dari kunjungannya atas ketidak hadirannya itu setelah ia menyampaikan segala pesan-pesan dan bawaanya itu mohon dirilah ia.

Pada keesokan harinya maka menghadap pulalah ia kepada Pamuncak Tanjung Seri untuk mohon diri pulang ke negerinya, dan dilepaskanlah keberangkatan utusan dari kakandanya itu bersama dengan pengawalnya dan diberi pula oleh Pamuncak Tanjung Seri berupa oleh-oleh dan sumbangan untuk kakandanya Pamuncak Rencong Talang. Terberita pulalah dari kediaman Pamuncak Tanjung Seri setelah keberangkatan utusan kakandanya bahwa ia tak berkesempatan untuk menghadiri pesta yang akan diadakan oleh kakandanya itu disebabkan banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakannya dan diselesaikannya sendiri. Setelah itu berundinglah mereka siapa pula yang akan menghadiri kenduri yang akan diadakan oleh kakaknya itu, sebab kenduri sudeh neea adalah kenduri besar dan yang diagungkan dan dianggap keramat, sebab dalam kenduri itu diturunkan harta pusaka dari daerah itu dan diangkatnya para depati-depati daerah setempat. Oleh karena itu orang yang akan dikirim haruslah orang yang terpandang di mata masyarakat, hingga tak memberi malu kepada negeri yang mengutuskannya. Sebab kenduri itu bukan saja dihadiri oleh mereka yang dekat dan sanak keluarga saja, tetapi juga dihadiri oleh utusan dari negeri lain. Pastilah kenduri itu akan ramai dikunjungi baik oleh pemuka-pemuka adat apalagi oleh anak-anak muda, maka dirasa perlu memilih utusan yang akan pergi.

Setelah ditimbang baik-baik, dipikir masak-masak serta ditilik dan diteliti maka diputuskan bahwa yang akan pergi pertama ialah istrinya sendiri, yang kedua anak gadisnya yang remaja biar ia melihat negeri pamannya dan melihat pula pesta yang besar. Tentu ia akan bersenang hati mengunjungi pesta tersebut. Ditunjuk pulalah beberapa orang pengawal yang dipercayai untuk menemani mereka selama dalam perjalanan pergi ke negeri Pamuncak Rencong Talang dan pulangnya nanti.

Setelah itu disampaikanlah berita penunjukan oleh Pamuncak Tanjung Seri kepada mereka yang akan berangkat itu. Setelah mendengar itu bergembiralah mereka yang ditunjuk apalagi puteri Pamuncank Tanjung Seri. Ia akan bisa bersuka ria dan bersenang-senang dan mendapat teman di sana, sebab selama ini ia jarang sekali keluar dari daerahnya. Maka, disiapkanlah segala keperluan mereka serta perbelakan yang dibutuhkan selama dalam perjalanan. Disamping bahan pangan tentulah ia tak lupa pula membawa pakaian yang tentunya banyak pula dibawa maklum anak dara dan pesta yang dihadangnya.

Setelah dipilih hari yang baik, saat yang cocok dan tepat maka dilepaskanlah oleh Pamuncak Tanjung Seri keberangkatan istri dan anak daranya yang ditemani oleh beberapa orang pengawal, berangkat menunju negeri Pamuncak Rencong Talang. Tapi karena yang berangkat adalah perempuan apalagi istri Pamuncak Tanjung Seri yang sudah agak tua, tentulah perjalanan mereka tak pula secepat perjalanan utusan dari Pamuncak Rencong Talang yang telah datang menyampaikan undangan kenduri mereka itu. Bila terasa letih mereka berhenti bila payah istirahat, tentu banyak pula yang mereka temui selama dalam perjalanan itu, ada suka ada pula dukanya, apalagi ada anak gadis diantara mereka. Apabila bertemu yang agak ganjil dan belum pernah ia jumpai selama ini, ia akan berhenti melihatnya. Bila bertemu dengan binatang yang terdapat dihutan itu apalagi binatang atau burung-burung itu sangat indah bulunya, maka ia akan bergembira dan melonjak-lonjak kesenangan. Tapi bila yang dijumpai itu binatang yang menakutkan atau terdengar bunyi yang menakutkan perasaannya, maka ia buru-buru menyuruk dan menyusup ke badan ibunya untuk mencari perlindungan. Begitulah hari-hari mereka lalui dan lewati dalam hutan. Setelah beberapa hari mereka dalam perjalanan, maka mereka sampai ke negeri Pamuncak Rencong Talang dengan selamat sentosa, tak kurang suatu apa pun.

Setelah mereka mendapat istirahat untuk melepaskan lelah dan rasa haus dan dahaga, maka dibawalah mereka ke tempat Pamuncak Rencong Talang untuk menghadap. Setelah mereka sampai ke tempat beliau, maka berkatalah istri Pamuncak Tanjung Seri kepada Pamuncak Rencong Talang; "Ampun beribu ampun hamba sampaikan kepada kakanda yang mana hamba telah lancang berani menghadap kakanda yang seharusnya adalah kakanda Pamuncak Tanjung Seri sendirilah yang datang ke sini untuk menghadiri pesta kakanda yang besar dan agung ini, tapi maaf sekali lagi hamba sampaikan bahwa Kakanda Pamuncak Tanjung Seri tak dapat menghadiri pesta yang menggembirakan dan membahagiakan ini disebabkan pekerjaan jualah yang menghalangi kehadiran beliau itu dan sedikit terganggunya kesehatan kakandaku itu.


Sumber : Cerita Rakyat Dari Bengkulu oleh H. Syamsuddin dkk.
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Asal Mula Nama Negeri Lempur Bagian 1 Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Asal Mula Nama Negeri Lempur Bagian 1 Sebagai sumbernya

0 Response to "Asal Mula Nama Negeri Lempur Bagian 1"

Post a Comment

Cerita Lainnya