Cerita Batu Rahaden, Putri yang Terkutuk

Cerita Batu Rahaden, Putri yang Terkutuk ~ Batu Rahaden terletak di dalam sungai Lahei, sebuah anak sungai Barito, dekat kota Muara Teweh. Tempat tersebut lebih dikenal dengan nama Riam Rahaden, karena di situ terdapat sebuah riam yang pada saat-saat musim kering atau kemarau sangat sukar dilalui, lagi pula berbahaya sekali karena arusnya deras.

Di dinding batu di sisi riam itu, yang rupanya seperti tembok, terdapat sebuah lubang yang kira-kira sebesar genggam. Kalau diperhatikan di bagian dalamnya, lubang itu merupakan sebuah ruangan geronggang, sehingga lubang itu sesungguhnya merupakan jendela ruangan tersebut.

Konon ceritanya dahulu kala, setiap orang yang lewat disana melihat tangan seorang wanita melambai-lambai keluar dari dalam lubang itu dan ditadahkannya, seolah-olah minta sesuatu. Katanya tangan yang menjulur itu ialah tangan seorang putri, yang karena kutukan, ia dikurung dalam ruangan itu dan tak dapat keluar untuk selama-lamanya.
ilustrasi : Cerita Batu Rahaden
Bagi orang yang lewat di situ, apabila ia melihat tangan putri melambai-lambai, merupakan keharusan supaya ia memberikan makanan. Sekedar menolong hidup sang putri dari sengsara kelaparan. Ada yang memberikan nasi, ikan, aging, kue-kue dan makanan apa saja, asalkan makanan itu dapat dimasukkan melalui lubang kecil yang besarnya hanya sebesar genggam tadi. Demikianlah hal itu telah berlangsung lama, sehingga pada suatu ketika lewatlah di situ seorang penjahat. Ketika dilihatnya tangan sang putri minta makanan, segera didekatinya dan langsung memotong tangan putri dengan maksud mengambil gelang emas si cantik jelita itu.

Pada saat itu pula tiba-tiba datang air bah, membanjiri dan menyapu bersih segala sesuatu yang terdapat dipermukaan bumi, termasuk penjahat itu. Nasib tuan putri pun tak diketahui semenjak itu, karena ketika air sudah reda kembali tangan putri yang melambai-lambai tak pernah lagi kelihatan.

Mengapa tuan putri sampai dikutuk, bermacam-macam cerita tentang hal itu dapat didengar. Setengahnya mengatakan bahwa ia telah berbuat durhaka kepada suaminya. Ia telah menyuguhkan makanan cacing gelang-gelang kepada suaminya sebagai pengganti makanan usus ayam yang hilang hanyut dibawa air, ketika ia membersihkannya di sungai. Karena takut dimarahi raja, usus ayam yang telah hilang tak diberitahukannya. Ia maklum bahwa makanan usus ayam sangat digemari raja, karena itu digantinyalah dengan cacing. Rupanya makanan itu enak sekali, sehingga raja menyuruhnya memasak makanan itu berulang kali. Demikianlah pada suatu ketika, sebagaimana tersebut dalam kisahnya, jutaan ekor cacing menyerang ke istana raja. Mereka menjalar kemana-mana memenuhi  ruangan istana dan menyerang penghuninya.

Raja pun kebingungan. Ia mengumpulkan seluruh penghuni istana, menanyakan sebabnya, mengapa cacing itu menyerang.

Akhirnya permaisuri mengakui perbuatannya, dan pada saat itu ia dikutuk. Bagaimana hal yang sesungguhnya, wallahu'alam.

Referensi : Berbagai Sumber
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Cerita Batu Rahaden, Putri yang Terkutuk Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Cerita Batu Rahaden, Putri yang Terkutuk Sebagai sumbernya

0 Response to "Cerita Batu Rahaden, Putri yang Terkutuk"

Post a Comment

Cerita Lainnya