Si Pembunuh Rajawali

Alkisah Rakyat ~ Ada suatu negeri yang diperintah oleh seorang raja. Raja tersebut mempunyai adat kebiasaan, kalau mempunyai putri sampai tujuh orang, maka seorang di antaranya harus dipersembahkan kepada Rajawali sebagai sesajen agar Raja beserta keluarga bisa terhindar dari marabahaya. Untuk itu di tempat persembahan dibuatkan baruga atau pendapa sebagai tempat tinggal sang Putri sebelum dimakan Rajawali. Selain sajian berupa anak gadis, juga disiapkan segala macam kue-kue, nasi ketan, dan minuman persembahan di tempayan pada baruga itu untuk sang Rajawali.


Seminggu sebelum Rajawali itu datang, baruga sudah didirikan. Ketika tiba waktunya pagi-pagi sekali putri raja tersebut di antar ke baruga. Cukup pengantarnya.

Menjelang kedatangan si burung Rajawali, Raja sekeluarga bersama pengawalnya bergegas meninggalkan tempat itu. Tinggallah sang Putri seorang diri. Tiba-tiba datang seorang laki-laki muda ke baruga dan bertanya. “Apa sebabnya engkau disajikan kepada Rajawali?” Puti Raja menjawab, itulah adat kebiasaan Raja, kalau putri raja sudah berjumlah tujuh orang, maka seorang di antaranya akan dipersembahkan kepada Rajawali untuk disantap. Akan tetapi kalau ada yang dapat membunuh Rajawali itu, maka dialah yang akan dijodohkan dengan putri raja tersebut.

Laki-laki muda itu berkata. “Apa boleh buat, biarlah kita berdua disantap oleh Rajawali.” Putri raja berkata lagi. Kalau engkau benar-benar rela ikut disantap bersama, biarlah kita menunggu Rajawali itu.

Menunggulah mereka berdua. Tak lama kemudian laki-laki itu mengantuk. Putri raja memperhatikan laki-laki itu. Timbul rasa suka di hatinya karena merasa senasib sepenanggungan. Belum begitu lama laki-laki itu tertidur, tiba-tiba cuaca mendung, pertanda bahwa Rajawali akan segera datang. Maka sang Putri cepat membangunkan laki-laki itu. Sang Putri yang ketakutan, segera bersembunyi dalam selimut. Laki-laki muda itu terbangun, kemudian mempersiapkan senjata andalannya, yaitu tali yang bisa mengikat sendiri dan pisau yang dapat memotong sendiri.

Begitu hinggap di baruga, Rajawali langsung mencicipi persembahan berupa kue-kue, nasi ketan, dan minuman yang tersedia. Setelah itu, barulah Rajawali bersiap memakan sang Putri Raja.

Laki-laki itu tiba-tiba menghampiri Rajawali dan berkata. “Wahai, taliku, ikatlah Rajawali itu.” Tali itu langsung bergerak mengikat Rajawali. Sang Rajawali kaget dan mengepak-ngepakan sayap sekuat-kuatnya untuk melepaskan diri, sehingga baruga itu bergoyang seakan-akan terbang.

Tiba-tiba sang Tali menyahut. “Tuan, aku tak sanggup menahan kepakan sayap Rajwali. Aku terputus.” Laki-laki muda itu berkata lagi, wahai pisauku, tikamlah Rajawali itu. Maka sang pisau pun langsung menikam dan terus menikam, sampai Rajawali itu mati, mengalirlah darah Rajawali yang tumpah dari tubuhnya sehingga boleh dikatakan banjir darah ditempat itu. Ketika darah mulai mengalir ke kampung-kampung, semua laki-laki yang merasa dirinya jago dan sakti pergi mengerumuni Rajawali yang sudah mati. Mereka mencincangnya menjadi potongan-potongan daging Rajawali lebih yang kecil.

Kemudian laki-laki si pembunuh Rajawali berkata kepada sang Putri. “Berikanlah padaku satu tanda mata karena saya akan pulang dahulu.” Maka sang Putri pun menyerahkan selendangnya. Pergilah laki-laki itu entah ke mana.

Sementara itu, orang laki-laki kampung yang merasa dirinya jagoan dan sakti mulai berdatangan ke istana. Ada yang membawa kepala Rajawali, ada uang memikul sayapnya, ada yang memikul paha, dan ada pula yang mengambil kaki Rajawali. Mereka berebut tubuh Rajawali, karena ingin dikatakan sebagai pembunuhnya, agar dapat di nikahkan dengan putri raja yang cantik jelita itu.

Akhirnya, Putri Raja dusung kembali ke istana karena Rajawali betul-betul telah mati. Selanjutnya, raja menanyakan kepada putrinya, “Siapa sebenarnya yang sudah membunuh Rajawali itu?” Sang putri menjawab, “Saya tidak tahu karena saya tidak mengenal laki-laki itu. Ia datang ketika para pengantar upara persembahan sudah pulang. Saya tidak tahu ia dari mana. Akan tetapi, ternyata ia dapat menolong saya dan membunuh sang Rajawali.

Raja kembali bertanya, “Bagaimana  dan dengan apa ia membunuh Rajawali itu?” Sang Putri menjawab lagi, “Saya tidak tahu karena saya berselimut waktu itu. Hanya saja, saya mendengar suara-suara tikaman, suara kepakan sayap Rajawali dan setelah itu, saya melihat banyak darah.”

Jika bertemu laki-laki itu lagi, apakah engkau dapat mengenalnya? Tanya Raja beruntun. Dijawab lagi oleh sang Putri, saya tahu karena saya berikan selendang saya, sebagai tanda mata ketika laki-laki itu akan pulang.

Esoknya, raja mengadakan perlombaan sepakraga di istana. Sang putri duduk di serambi sambil menonton permainan sepak raga. Orang-orang berdatangan untuk menjadi pemain atau pun  penonton.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki muda muncul memasuki arena yang telah ramai dengan pemain sepak raga. Laki-lak muda itu dengan lincahnya mempermainkan raga. Dan lengannya dibalut dengan selendang wanita.

Putri raja tiba-tiba berseru. “Itulah dia orang yang membunuh laki-laki yang ditunjuk orang terpengaruh, mengamati laki-laki yang ditunjuk sang Putri. Laki-laki itu memang gagah, tangkas dan gesit mempermainkan raga dengan selendang yang berkibar-kibar seakan-akan menari. Akhirnya, semua laki-laki yang pernah mengaku sebagai pembunuh Rajawali menjadi malu.

Tidak lama kemudian, dinikahkanlah sang Putri Raja dengan laki-laki muda si pembunuh Rajwali.

Kesimpulan:

Cerita ini merupakan cerita legenda kepahlawanan, dengan tokoh utama si pembunuh rajawali yang bersifat kesatria, berani melawan kejahatan, serta memperlihatkan ketabahan dalam menghadapi cobaan dan tantangan.

Hikmah yang dapat diperoleh dari ceita legenda ini ada tiga :

Pertama, Kita perlum bersifat jujur dan jangan berbohong mengaku melakukan perbuatan yang tidak kita lakukan, karena kita akan malu nantinya.

Kedua, Bersikap tabahlah dan jangan takut menghadapi cobaan, ancaman, dan tantangan.

Ketiga, Janganlah cepat percaya pada takhayul dan adat kebiasaan yang tidak di dukung oleh pertimbangan akal sehat, seperti yang diperlihatkan oleh Raja yang mau mengorbankan putrinya pada Rajawali, karena memenuhi  adat istiadat. 

Sumber: Cerita Rakyat Dari Sulawesi Selatan oleh H. Abdul Muthalib

loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Si Pembunuh Rajawali Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Si Pembunuh Rajawali Sebagai sumbernya

1 Response to "Si Pembunuh Rajawali"

  1. Slingo Casino Site Review ᐈ 100% up to €200 + 150 Bonus
    Slingo is one of the most popular games in the gambling industry and one of the most trusted casinos in the luckyclub.live iGaming space. Rating: 3 · ‎Review by LuckyClub

    ReplyDelete

Cerita Lainnya