Sepak Bola Sapi

Alkisah Rakyat ~ Suatu waktu, Sapi dan Kerbau bertemu di padang rumput. Kebetulan pula, mereka datang bersamaan dan ingin makan pada bagian rerumputan yang  paling hijau dan subur. Mereka berebut melahap rumput hingga saling mendorong. Tak ada yang mau mengalah, mereka bersitegang.


Binatang-binatang lain yang menyaksikan tontonan gratis ini bersorak-sorak memberi semangat. Makin serulah Sapi dan Kerbau berkelahi. Tetapi tampaknya perkelahian itu seimbang. Tak lama kemudian, mereka kelelahan dan berhenti sendiri.

Tiba-tiba muncul sang Raja Hutan yang sering disebut Singa. Sorak-sorai para penonton berhenti seketika. Melihat Sapi dan Kebau tertidur kelelahan sehabis berkelahi, sang Singa mengomel. “Berkelahi lagi!. Hampir tiap hari ada perkelahian di tempat ini, kemarin dulu, Keledai dengan kuda tersebut berebut rumput sehingga berkelahi. Kemarin rusa dengan Kambing juga berkelahi karena rumput. Nah! sekarang Sapi dan Kerbau ikut berkelahi pula. Semuanya gara-gara padang rumput ini.

Sang Raja Hutan marah-marah. Binatang-binatang lainnya menunduk takut. Tak bersuara, tak bergerak.

Begini saja, agar tak ada lagi pertikaian dan untuk membina persahabatan antar binatang, bagaimana kalau kita adakan pertandingan sepak bola di padang rumput?  Setuju? Usul sang Singa.

Setuju….uuu teriak binatang lain. Mereka senang, mereka juga ingin menghibur diri, baik sebagai peserta maupun sebagai penonton.

Nah, dengan adanya pertandingan sepak bola ini, diharapkan terciptanya kerukunan antar binatang. Lanjut si Singa. Binatang-binatang lainnya mengangguk-angguk.

Akhirnya, keesokan harinya diadakanlah pertandingan sepak bola antar binatang. Sang Raja Hutan tidak ikut bertanding, karena dia adalah raja. Pasti semua binatang lain sebagai rakyatnya akan takut dan segan kalau sang Raja ikut bermain. Oleh karena itu, ia hanya berperan sebagai wasit yang berwibawa.

Setiap pertandingan berlangsung seru dan menarik. Kadang-kadang lucu. Setelah berlangsung beberapa hari, tinggallah empat tim pemenang memperebutkan gelar juara, yaitu tim Kuda, tim Sapi, tim Kerbau dan tim Gajah.

Pada semi final pertama antara tim Kuda dan tim Sapi terjadi hal yang menyedihkan. Sebelum bertanding tim kesebelasan Kuda sedang berkabung karena sang Raja Kuda telah meninggal dunia dimakan usia, sehingga dalam pertandingan itu, tim Kuda tampil lesu, kurang bersemangat, dan berduka cita, akhirnya, tim Sapilah yang menang.

Esok harinya, pada semi final kedua antara tim Gajah melawan tim Kerbau terjadi keributan kecil. Masalahnya adalah lapangan padang rumput tegenang air akibat tuun hujan lebat semalam. Tim Gajah menolak bertanding, sebaliknya tim Kerbau tetap ngotot untuk bertanding karena memenuhi jadwal pertandingan. Setelah Raja Hutan turun tangan, ia menetapkan bahwa pertandingan harus dilaksanakan hari itu juga walaupun lapangan banjir.

Walhasil, bertandinglah Gajah melawan Kerbau. Akibatnya, tim Gajah kesulitan bergerak sebab lapangan menjadi becek dan banjir, sedangkan tim Kerbau merasa senang karena setiap hari Kerbau bermain-main dan mandi pada kubangan yang becek dan banjir, dapat diduga bahwa tim Kerbaulah yang menang.

Akhirnya bertemulah dua tim musuh bebuyutan tim Sapi dan tim Kerbau. Pertandingan final pasti ramai. Sapi dan Kerbau dari dulu bersaing, karena sama-sama raja pemakan rumput, pikir binatang-binatang lainnya.

Ketika pertandingan final telah tiba tim Sapi dan tim Kerbau telah siap bertanding. Karena cuaca sangat panas hari itu tak seperti hari-hari kemarin, mereka membuka baju masing-masing. Jadilah mereka bertanding tanpa pakaian.

Pertandingan final itu berlangsung keras dan menarik. Mereka saling ganjal-mengganjal bila tim lawan membawa bola. Begitu seterusnya sehingga nampak perlawanan mereka seimbang.

Ketika tim Sapi dan tim Kerbau lagi asyik bertanding, tiba-tiba cuaca yang tadinya panas terik berubah menjadi mendung. Tidak lama kemudian turun hujan lebat. Deras sekali siapa yang tertimpa hujan rasanya sepeti dijatuhi batu-batu kerikil. Terasa sakit dan menusuk.  Para pemain dan penonton mulai panik. Tanpa di komandoi, mereka berlari-lari ke sana kemari menghindari hujan.

Tim Sapi dan tim Kerbau juga berlarian menuju ketempat penyimpanan pakaian. Pada saat itu, tim Kerbau salah alamat. Karena panik dan kesakitan terkena hujan, maka pakaian Sapilah yang diambil, lalu dipakainya, kemudian lari berpencar entah ke mana. Sebaliknya, tim Sapi yang datang terlambat, terpaksa mengambil pakaian Kerbau yang tertinggal. Kemudian mereka lari berpencar tak karuan.

Oleh karena itu kulit Sapi sampai sekarang selalu saja terlihat longgar kebesaran), karena yang dipakainya adalah pakaian Kerbau. Dan karena itu pulalah pakaian Kerbau selalu nampak sangat kesempitan, sebab pakaian Sapilah yang dipakainya. Maka dari itu punggung Sapi terdapat bagian yang cekung atau berongga, sedang pada Kerbau tidak.

Ini semua terjadi gara-gara Sapi dan Kerbau bermain sepak bola sehingga pakaian mereka tertukar.

Kesimpulan

Cerita ini merupakan dongeng karena peristiwa yang diuraikan tidak pernah terjadi. Akan tetapi terdapat hikmah yang sangat baik dijadikan contoh.

Pertama,  Dalam menyelesaikan suatu masalah, sebaiknya dipakai cara msyawarah.

Kedua, Lebih baik hidup bersahabat dan bekerja sama dari pada hidup bertentangan dan saling menjatuhkan.

Ketiga, Janganlah cemas dan panik dalam menghadapi cobaan, ancaman, dan tantangan karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Sumber: Cerita Rakyat Dari Sulawesi Selatan oleh H. Abdul Muthalib

loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Sepak Bola Sapi Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Sepak Bola Sapi Sebagai sumbernya

0 Response to "Sepak Bola Sapi"

Post a Comment

Cerita Lainnya