Si Kabayan Menangkap Rusa

Si Kabayan Menangkap Rusa ~ Si Kabayan dan mertuanya berjanji akan membikin sebuah perangkap untuk menangkap rusa. "Pak Mertua," kata Si Kabayan. "Mari kita ke hutan. Gali perangkap di sana. Mudah-mudahan ada seekor rusa yang kesasar, masuk terperosok ke dalamnya. Kita tangkap, kita sembelih, kita suruh Si Iteung dan Ma Mertua bikin gule, opor, sate. Dan kita rame-rame makan enak."


"Ah tidak, Kabayan. Kamu saja yang gali perangkap itu Bapak mau pasang jerat saja. Mudah-mudahan ada burung yang kesasar kena jerat."

"Baiklah. Pak Merua," jawab Si Kabayan. "Tiada masalah Tapi kalau saya dapat rusa, Bapak jangan harap akan dapat dagingnya.

"O Bapak pun tiada masalah, Kabayan. Kalau Bapak dapat burung, kamu pun tak akan dapat apa-apa."
Hari itu juga, sang menantu dan sang mertua sudah pada pergi ke hutan. Si Kabayan mencangkul-cangkul bikin lobang. Mertuanya berengsot-engsot naik pohon pasang jerat.

Esoknya, pagi-pagi benar, dengan diam-diam bapak mertua sudah keluar rumah masuk hutan. Dilihatnya jeratnya masih kosong. Tiada burung yang kesasar ke sana. Buru-buru dia pergi melihat perangkap menantunya. Ada seekor rusa yang kena perangkap. Buru-buru dia ikat leher binatang itu. Buru-buru dia gantung makhluk bertanduk itu pada jeratnya. Lalu setelah itu dia buru-buru pulang. Si Kabayan masih ngorok, tidak nyenyak, lagi mimpi dapat rusa sebesar kuda.

Dari halaman mertuanya sudah berseru-seru; "Kabayan, Kabayan! Bangun! Bangun! Mari ke hutan Kita lihat jerat dan perangkap kita!"

Si Kabayan gesik-gesik mata. Menggeliat. Menguap. Bangun. Lalu mengikuti mertuanya masuk hutan. Sampai di tempat pemasangan jerat, mertuanya segera berteriak dengan gembira.

"Duillah, Kabayan! Lihat Jeratku sudah berhasil. Menangkap rusa. Lihat! Badannya gemuk seperti kerbau! Rezeki datang dari langit, lewat jeratku."

Si Kabayan kaget, melihat rusa bergantung pada jerat di pohon. Geleng-geleng kepala. Tidak percaya rezeki datang dari langit seperti itu. Dia segera sadar, bahwa mertunya telah ngibulin dia.

Waktu sarapan Si Kabayan absen. "Ke mana Kang Kabayan? Kemana suamiku?" Si Iteung, gelisah. Takut. Kuatir. Si Kabayan jatuh terperosok ke dalam perangkap. Atau dimakan macan.

"Ke mana Kang Kabayan, Kabayan, Bapak?" Dia tanya ayahnya. "Dia tidak sarapan pagi ini. Saya takut, dia diculik setan untuk dikirim ke tanah seberang, jadi kuli kontrak perkebunan di Deli."

Melihat anaknya nangis melolong-lolong, mertua Si Kabayan cepat-cepat menghabiskan sarapannya. Cepat-cepat lari masuk hutan. Dijelajahinya, cari sang menantu. Segera ketemu. Si Kabayan lagi duduk merenung-renung di tepi sungai. Segera ditegur, "Hey, Kabayan! Kenapa kamu tidak sarapan? Lagi apa kamu di sana?"

"Ini Pak! Lihat air sungai! Aneh, Pak! Aneh sekali! Lihat!"

"Aneh bagaimana, Kabayan: Mertuanya menghampiri.

"Kan aneh sekali. Mengalirnya kok dari hilir ke hulu.

"Hah? Itu kan mustahil, Kabayan. Mana mungkin air mengalir dari hilir ke hulu?!"

"Mana mungkin ada rusa yang bisa kena jerat di atas pohon."

Mertuanya malu. Kelemas-kelemis mulutnya seperti monyet sakit gigi. Lalu bergegas ke rumah mengembalikan rusanya kepada menantunya.

Dan ketika Si Iteung mau bikin gule rusa, dia berseru-seru dari dapur, "Kang Kabayan, ini Bapak minta bagian dagingnya. Katanya, dia telah ikut menangkap rusa ini dengan jeratnya."

"O, kasih ayahmu tulang-tulangnya saja Iteung. Bilang kepadanya, rusa yang ini tidak bersayap. Yang bersayap sudah terbang ke bulan."

Sumber : Si Kabayan Manusia Lucu oleh Achdiat K. Mihardja
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Si Kabayan Menangkap Rusa Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Si Kabayan Menangkap Rusa Sebagai sumbernya

0 Response to "Si Kabayan Menangkap Rusa"

Post a Comment

Cerita Lainnya