Cerita Ngolodio Luka Seluruh Badan

Cerita Ngolodio Luka Seluruh Badan ~ Adalah seorang laki-laki namanya To Baka Keo. Ia diasingkan, karena orang merasa jijik bersamanya dikampung itu. Semua badannya luka-luka dan berbau busuk, sehinga perlu diasingkan dan dibuatkan pondok tersendiri. 


Kemudian datang seekor burung yang bertengger disudut kayu rumahnya. Sementara bertengger, maka menyanyilah burung tersebut.
O Ngolodio sumpitlah saya.
Sumpitlah saya Ngolodio
(Ngolodio adalah panggilan yang diberikan oleh burung kepada To Baka Keo).
He siapa yang banyak tahi matanya, dialah yang menyumpit saya," Seru burung tadi, kemudian bernyanyi dan berlagu pula.
O Ngolodio sumpitlah saya.
Sumpitlah saya Ngolodio.
Dengan perasaan marah Ngolodio terus menyumpit burung tersebut. Sementara Ngolodio membidik burung itu menyanyi lagi.
O Ngolodio sumpitlah saya.
Dalam mata saya yang di sumpit.
Begitu disumpit, tepat kena matanya, sehingga jatuh ke tanah. Setelah jatuh, maka menyanyi lagi burung tersebut.
O Ngolodio potonglah saya.
Potong saja Ngolodio.
Begitu disembelih burung tersebut menyanyi lagi.
O Ngolodio bakarlah saya.
Bakarlah saya  Ngolodio.
Begitu akan dibakar dan didekatnya di api, maka burung tersebut menyanyi lagi.
O Ngolodio cabutlah saya.
Cabutlah bulu saya Ngolodio.
Menyanyilah lagi burung itu.
O Ngolodio irislah daging saya.
Irislah daging saya, Ngolodio.
Sesudah diiris dagingnya, burung itu lalu menyanyi lagi.
O Ngolodio potonglah saya.
Potonglah  saya, Ngolodio.
Kemudian sesudah dimasak, burung itu menyanyi lagi
O Ngolodio panggillah saya.
Panggillah saya, Ngolodio.
Sesudah dipanggilnya kemudian menyanyi lagi.
O Ngolodio sendoklah saya.
Sendoklah saya, Ngolodio.
Sesudah diangkat dari belanga, kemudian ia menyanyi lagi.
O Ngolodio makanlah saya.
Makanlah saya, Ngolodio.
Burung menyanyi lagi.
O Ngolodio, makanlah saya bersama tulangnya. "Rupanya saya tidak bisa makan dengan baik, karena tulangnya tidak akan terus ke perut, hanya sampai di kerongkogan. " pikir To Baka Keo. Tetapi sesudah makan, kenyanglah ia.

To Baka Keo. Tetapi sesudah makan, kenyanglah ia.

Karena sudah kekenyangan, maka lalu merasa ingin ke belakang untuk membuang kotoran besar. Dalam keadaan demikian, burung itu menyanyi lagi.

Burungapa ini? Walaupun  sudah dalam perut masih saja ia berbicara. Burung apa ini; tidak ada gunanya untuk dimakan. Bagaimana ia harus memaksakan pergi ke gunung jauh, untuk membuang kotoran ini. Walaupun demikian terpaksa dia pergi juga ke gunung. Baru saja kotoran itu dikeluarkannya, maka tumbuhlah menjadi tumbuh-tumbuhan. Begitu keluar sekaligus bersama daunnya dua lembar. Bermacam-macam buahnya. Rupanya buahnya terdiri dari emas, intan, berlian. Lalu ia pulang ke rumah.

Luka yang banyak itu sudah hilang semuanya. Ia tidak luka lagi. Tidak lagi seperti muka Ngolodio yang dahulu. Setelah itu, pergilah ia mengambil buah dari pohon itu. Dimasukkannya dalam keranjang, lalu di pikulnya.

Ia menuju halaman rumah raja dan berteriak, "Jual bunga-bunga. "Ketika raja melihatnya, ia pun berkata dalam hati. "Siapa yang kemari?" Dewa dari mana itu? Persis seperti jalan dan langkahnya orang Bugis. Berapa harganya kalau dijual? Barang ini biarlah disimpan disini saja dahalu." Raja tidak lagi mengenal orang itu.

Padahal itulah Ngolodio yang menginginkan anak raja itu. "Kalau memang masih ada dirumah, bawalah kemari." Tidak lama kemudian Ngolodio datang kembali. "Jual bunga-bunga, raja" Lalu dihitunglah berapa sudah banyaknya barang yang diambil oleh raja. Raja tidak mampu lagi untuk membayarnya. Sebab jumlah barang itu sudah sebesar karung kopra. Maka berkatalah raja.

"Ada anak saya tujuh orang perempuan, dapat dipilih mana saja yang engkau sukai. Engkaulah yang menentukannya, mana yang engkau inginkan."

Tetapi kemudian raja mengajukan permintaan sebagai persyaratan melaksanakan perkawinan itu bahwa dalam perkawinan itu perhiasan yang diapaki  dihalaman dan serambi muka rumah adalah intan berlian sebanyak 300 buah dan di dalam rumah dipakai 400 buah. Maka berkatalah Ngolodio, "Kalau hanya itu yang di kehendaki oleh raja maka izinkanlah saya kembali dulu kerumah. "Maka pulanglah Ngolodio ke rumahnya. Lalu raja  memerintahkan rakyatnya untuk pergi ke hutan untuk mencari rusa. "Di sana, digunung, ada pohon kayu." kata raja kepada rakyatnya.

Nampak oleh raja dari jauh ada pohon kayu; dimana buah pohon kayu tersebut sangat lebatnya itu, yang nampak hanyalah kayu tersebut sangat lebatnya sampai-sampai, menyentuh tanah.  Begitu mendekat pohon yang berbuah itu, yang nampak hanyalah buahnya. Batangnya kelihatan tetapi daunnya tidak nampak. Maka kembalilah ia dan kemudian diumumkan ke seluruh kampung supaya semua berangkat ke hutan. Yang tinggal hanya orang buta dan orang pincang. Semua orang diperintahkan untuk menebang kayu itu. Tapi malah kapak-kapaknyalah yang rusak.

Walaupun kapak yang besar juga rusak hingga tidak dapat dipergunakan. Kembalilah semua orang. To Baka Keo dipanggil raja. Tujuh malam kemudian dibawa harta pembawaan yang terdiri dari Tiga ratus sapi, tiga ratus kerbau, tiga ratus kambing, tiga ratus ekor domba, dan lima belas kereta akan membawa beras. Maka berkatalah orang yang membawa harta itu. "Jumlah masing-masing jenis yang akan diantar itu masing-masing tiga ratus ekor yang akan dimakan dalam perkawinan itu. Setelah itu pulanglah orang yang membawa harta pembawaan itu. Kemudian dilaksanakanlah pernikahan antara Ngolodio dengan putri raja. Malam pemasakan makanan sudah tiba, Ngolodio berkata:

"Kalau memang betul saya ini orang keramat, akan turun dari langit, rumah bersama semua perlengkapannya, bersama budak-budaknya. Maka dengan begitu tidak capek lagi memasang intan dan semua perhiasan yang dimintakan."

Tiba-tiba datanglah kilat guntur, Lalu berjatuhanlah sebuah rumah, semut berjatuhan karena  licinnya tiang yang dijalani oleh semut itu. Maka dinikahkanlah mereka itu. Sehingga terbentuklah keluarga baru.

Sumber : Cerita Rakyat Daerah Sulawesi Tengah
loading...
Kamu sedang membaca artikel tentang Cerita Ngolodio Luka Seluruh Badan Silahkan baca artikel Alkisah Rakyat Tentang Yang lainnya. Kamu boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste Artikel ini, Tapi jangan lupa untuk meletakkan Link Cerita Ngolodio Luka Seluruh Badan Sebagai sumbernya

0 Response to "Cerita Ngolodio Luka Seluruh Badan"

Post a Comment

Cerita Lainnya